About Me
- Syaima' Azure
- Bukan sesiapa, mencari yang terbaik dalam hidup, meneliti apa sahaja di muka bumi Allah untuk belajar menjadi Mukmin terbaik, InsyaAllah...
Perintis Ummah Links
-
-
Arah tuju Ramadhan kita?2 years ago
-
Nostalgia5 years ago
-
Hari pekerja6 years ago
-
Ubat Buasir HPA7 years ago
-
-
-
DALAM HATI ADA ALLAH10 years ago
-
-
Travelog Haji11 years ago
-
-
PESANAN PADA DIRIKU13 years ago
-
Ulasan Wacana Peradaban : Tahaluf Siyasi13 years ago
-
-
Bersederhana dalam membenci13 years ago
-
rimbun keampunan13 years ago
-
Good Bye 2010.. Hello 201113 years ago
-
Naik13 years ago
-
Hadis ke 10 :Imam Nawawi13 years ago
-
-
-
-
SHOW YOUR CONCERN!14 years ago
-
alhamdulillah...14 years ago
-
-
Berpindah15 years ago
-
Quran Syamil Harfiah15 years ago
-
Siap Nikah atau (sekedar) Ingin Nikah?16 years ago
-
Pribadi Hebat Seorang Murobbi16 years ago
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Categories
- akhlaq (5)
- akidah (1)
- copy n paste (35)
- Dakwah (24)
- discussion (13)
- family (6)
- fiqh (4)
- fiqh solat (2)
- fiqh soum (2)
- food info (12)
- Iman (10)
- Islamic World (1)
- jihad ekonomi (8)
- jiwa (4)
- kehidupan (5)
- motivation (3)
- Nasyid Jihad (16)
- news outbreak (6)
- own mind (59)
- pengalaman (11)
- perubatan (1)
- rumahtangga (5)
- sharing is caring (18)
- sirah tokoh (8)
- sunnah (2)
- taqwa (19)
- Tarbiyah (77)
- tarbiyyah (1)
- tsaqafah (20)
- ukhuwwah (2)
- Ulasan Buku (8)
- usahawan (3)
- video (1)
- wanita (5)
Followers
Your Opinion?
Foot Steps
Subscribe
Powered By
Blogger Template From:
Free Blogger Skins
Thursday, July 31, 2008
Allahyarham Ust Rahmat Abdullah dan Palestina
Beliau pernah menuntut ilmu di pesantren “Perguruan Islam Asy Syafi’iyah”, Bali Matraman, Jakarta Selatan, sekaligus berguru kepada pendiri pesantren Perguruan Islam tersebut, seorang ulama yang tegas dan kharismatik, KH. Abdullah Syafi’i.
Kecintaannya kepada ilmu, dunia pendidikan dan pembinaan (tarbiyah) meyebabkan beliau mengajar di almamaternya dan Darul Muqorrobin, Karet, Kuningan, Jakarta Selatan, serta membina pemuda-pemuda yang berada di sekitar rumahnya.
Guru beliau lainnya adalah Ustadz Bakir Said Abduh, lulusan perguruan tinggi Mesir, pengelola Rumah Pendidikan Islam (RPI), Kuningan Jakarta Selatan. Melalui ustadz Bakir Said Abduh, Ustadz Rahmat banyak membaca buku-buku karya ulama Al-Ikhwan Al-Muslimin, salah satunya adalah buku Da'watuna (Hasan Al-Bana) yang kemudian ia terjemahankan menjadi Dakwah Kami Kemarin dan Hari Ini (Pustaka Amanah).
Sebagai seorang Ustadz dan seorang Murabbi, beliau tidak berpikiran sempit, memiliki wawasan yang luas, memiliki perhatian dan kepedulian terhadap permasalahan dunia Islam, seperti Afghanistan, Bosnia, khususnya Palestina yang masih dijajah Zionis Israel.
Ketika masyarakat Jakarta mengikuti aksi damai “SELAMATKAN AL AQSHA”, Ahad, 17/4/2005, yang diadakan DPP PKS dan diikuti 250.000 masa.
Ustadz Rahmat Abdullah walaupun dalam keadaan sakit, beliau turut serta dan tidak mau ketinggalan untuk ambil bagian membela rakyat Palestina dan Masjid Al-Aqsha yang akan dihancurkan oleh tangan kotor Zionis Israel. Bahkan beliau ikut long march dari bundaran HI ke Kedutan Besar AS di Jl. Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, dan melakukan orasi membangkitkan semangat kader dakwah dalam perjuangan dan membela saudaranya di Palestina yang sedang dizalimi penjajah Israel.
Di antara isi pidatonya adalah:
“Yang mati ditikam sudah banyak, yang mati kena narkoba melimpah, yang mati kebut-kebutan kecelakaan lalulintas sudah banyak. Indonesia bertanya, siapa yang mati dengan seni kematian yang paling indah? Seni kematian yang paling baik membela ajaran Allah, membela mereka yang tertindas dan teraniaya. Mungkin banyak yang ngeri dengan istilah tadi. Sekedar berjalan kaki dari HI kemari (ke depan kedubes AS) belum berarti apa-apa. Tetapi ini akan jadi sangat berarti bagi saudara-saudara kita di Paletina. Tahukah saudara-saudara sekalian?! Di tengah derita mereka, hidup bertahun-tahun ditenda dan rumah-rumah darurat, ternyata saudara-sadara kita di Palestina masih sempat mengirimkan sumbangan untuk saudara-saudara kita di Aceh (korban gempa dan Tsunami) kemarin. Karena yang bisa memahami derita adalah orang yang sama –sama menderita, oleh karena itu walaupun kita tidak dalam derita seharusnya punya kepekaan, punya kepedulian dan punya hati yang halus dan lembut untuk bisa mendengar rintihan suara anak –anak di Palestina”.
Kehadiran Ustadz Rahmat dalam Aksi Solidaritas untuk Palestina dengan tema “SELAMATKAN AL AQSHA”, Ahad, 17/4/2005 dan orasinya di depan kedubes AS, merupakan kehadiran beliau untuk yang terakhir kalinya dalam mengikuti Aksi Pembelaan untuk Palestina, karena dua bulan setelah Aksi Solidaritas tersebut tepatnya pada hari Selasa, 14 Juni 2005, beliau wafat pada usia 52 tahun, dengan meninggalkan seorang isteri dan tujuh orang anak. Jasad beliau dikuburkan di samping komplek Islamic Center IQRO’, Jati Makmur, Pondok Gede, Bekasi.
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya)”. (QS. Al-Ahzab/33:23)
Doa Ustadz Rahmat: ”Ya ALLAH, dengan kasih sayang-Mu …Engkau kirimkan kepada kami da’i penyeru iman…Kepada nenek moyang kami penyembah berhala…Dari jauh mereka datang karena cinta mereka kepada da’wah…Berikan kami kesempatan dan kekuatan, keikhlasan dan kesabaran…Untuk menyambung risalah suci dan mulia ini kepada generasi berikut kami…Jangan jadikan kami pengkhianat yang memutuskan mata rantai kesinambungan ini…Dengan sikap malas dan enggan berda’wah…Karena takut rugi dunia dan dibenci bangsa”.
H.Ferry Nur S.Si, Sekjen KISPA
ferryn2006@yahoo.co.id
Taken from www.eramuslim.com
Monday, July 28, 2008
Grape Seed Extract Protects Memory
Results of a new study published in the Journal of Neuroscience (June 2008; 28:6388–6392)ink grape seed extract to a reduced risk of Alzheimer’s disease and other cognitive impairments.
The study tested the hypothesis that certain molecules contained in red wine might offset disease progression in mice genetically modified to develop Alzheimer’s. Results showed the grape seed extract reduced Alzheimer’s –type cognitive deterioration in the mice by preventing the formation of amyloid in the brain. Complex amyloid build-up can lead to Alzheimer’s disease, as well as memory impairment associated with dementia.
“The implications are not limited to patients suffering from Alzheimer’s disease,” said Dr. Giulio Maria Pasinetti of the Research Center at Mount Sinai School of Medicine, New York. “In fact, amyloid is present in everyone’s brain, and whenever it comes together in a more complex structure, it makes the brain function less efficiently. The ability of the compounds found in (grape seed extract) to inhibit the formation of the more complex amyloid structures suggests that ... (it) might even help prevent memory loss in people who have not yet developed Alzheimer’s disease.”
The researchers also note they are now one step closer to understanding the exact molecule in grape seed extract that is responsible for protecting memory and, by extension, closer to testing whether it can be used in patients affected by Alzheimer’s disease.
p/s: but that doesn't mean that we are allowed to 'teguk' that wine!
Taken from www.foodproductdesign.com
Saturday, July 26, 2008
Jalan Juang
Subhanallah...tidak kusangka akan menghadapi ujian sebegini. Diberi peluang memilih, dan pemilihan ini merupakan sesuatu yang akan mengubah seluruh hidupku. Tapi apa yang pasti... koreksi diri yang serba kekurangan untuk menebar sedikit bakti untuk dakwah, tiada lain, hanya untuk redha Allah semata. Berlapang dadalah. Yakinlah Islam akan menang juga suatu hari nanti, walau kita x sempat menagih manisnya...
Setitis curhat buat semua da'ie yang bersabar dan berkorban di jalan Allah. Tetaplah istiqomah...
Munsyid : Izzatul Islam
http://liriknasyid.com
Sabarlah wahai saudaraku
Tuk menggapai cita
Jalan yang kau tempuh sangat panjang
Tak sekedar bongkah batu karang
Yakinlah wahai saudaraku
Kemenangan kan menjelang
Walau tak kita hadapi masanya
Tetaplah al-Haq pasti menang
Tanam di hati benih iman sejati
Berpadu dengan jiwa Rabbani
Tempa jasadmu jadi pahlawan sejati
Tuk tegakkan kalimat Ilahi
Pancang tekadmu jangan mudah mengeluh
Pastikan azzam-mu smakin meninggi
Kejayaan Islam bukanlah sekedar mimpi
Namun janji Allah yang Haq dan pasti..!
Jalan Juang
By: Noorahmat
Tuesday, July 15, 2008
Sentuhan-sentuhan Tarbiyah: Hakikat Dakwah Islam
Bahwa diantara hakikat dakwah Islam yang dicontohkan oleh Rasulullah saw dan para sahabatnya adalah dalam rangka mewujudkan kesejahtaraan umat baik di dunia dan di akhirat, dengan bermanhajkan Islam, berpedoman pada Al-Qur’an dan sunnah. Dan tentunya, selain mewujudkan itu, bahwa hakikat dakwah juga ingin memberikan kontribusi perbaikan; terutama pada tiga pokok penting, yaitu:
1. Menyeru kepada manusia seluruhnya dan umat Islam secara khusus untuk berserah diri (beribadah) secara total kepada Allah SWT Yang Maha Esa dan tidak mempersekutukan-Nya dengan tidak menjadikan selain Allah sebagai sesembahan.
2. Menyeru kepada mereka yang telah beriman kepada Allah untuk selalu ikhlas dalam berbuat, dan selalu membersihkan diri dari segala kotoran dzahir dan bathin serta dari perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Islam.
3. Menyeru kepada manusia untuk melakukan revolusi menyeluruh terhadap sistem dan rezim pemerintahan konvensional yang bathil yang selalu melakukan kedzaliman dan kerusakan di muka bumi ini, melepas diri mereka dari belenggu monotheisme ideologi dan praktek-praktek yang menjurus pada perbuatan dosa dan keji, untuk selanjutnya diserahkan kapada hamba Allah yang salih dan yang beriman kepada Allah dengan ikhlas dan kepada hari akhir, serta berpegang teguh kepada agama yang benar dan tidak berbuat sombong dan dzalim.
Tiga hakikat diatasn merupakan prinsip yang sangat gamblang dan terang seterang sinar mentari di siang bolong. Namun ironisnya cahaya ini lambat laun meredup, hakikat kebenarannya telah terhijab seiring dengan menjamurnya kebodohan, kejumudan dan keterbelakangan, hingga akhirnya umat Islam membutuhkan kembali akan pencerahan dan sentuhan Islam nan agung, baik dari segi visi dan misinya, yang tentunya akan memperlambat jalannya da’wah untuk kalangan non muslim dan kepada mereka yang belum tersentuh akan cahaya dan hidayah Islam.
Sesungguhnya penghambaan diri kepada Yang Maha Esa yang selalu diserukan oleh Islam, bukan sekedar mengajak mereka untuk beribadah dan menghambakan diri kepada Allah SWT, namun di luar itu, mereka juga diseru untuk merasa bebas dan lepas dari ikatan selain Islam seperti yang pernah dilakukan oleh umat jahiliyah dahulu. Dan tidak menyeru mereka untuk hanya mengakui bahwa Allah SWT Pencipta alam semesta ini, Pemberi rizki kepada seluruh makhluk-Nya, sehingga Dia patut disembah tanpa mengakui-Nya dan menjadikan-Nya sebagai Penguasa kehidupan dari segala permasalahan yang ada di muka bumi ini. Kita ketahui bahwa kehidupan dunia dan problematikanya terbagi pada dua bagian penting :
1. Kehidupan yang berhubungan dengan agama.
2. Kehidupan yang bukan saja terbatas pada hubungan agama namun juga meliputi kehidupan dunia dan segala permasalahannya.
Dan seorang muslim pada bagian pertama dituntut untuk mengabdikan dirinya kepada Allah semata yang melingkupi segi aqidah, ibadah dan segala sesuatu yang memiliki hubungan dengan kehidupan individu dan problematikanya.
Adapun pada bagian kedua mencakup pada kehidupan duniawi dan cabang-cabangnya seperti pembangunan, kehidupan politik, sosial, akhlak, dan lain-lain yang pada kebanyakan orang menganggapnya tidak memiliki hubungan dengan Allah dan hukum-hukum-Nya, sehingga mereka bisa berbuat semaunya dan sekehendaknya, tanpa mengindahkan hukum dan syariat Allah, membuat undang-undang atau hukum yang bertentangan dengan syariat Allah. Persepsi ini merupakan kesalahan yang sangat fatal. Namun bagi para aktivis da’wah di negeri ini –dan tentunya yang berada diseluruh penjuru dunia, karena memang agama Islam adalah satu, tidak ada perbedaan sedikitpun, Kitabnya satu yaitu Al-Quran, yang tidak ada kebatilan sedikitpun, baik di hadapan dan di belakangnya- menganggap bahwa persepsi mereka adalah salah dan menyimpang dari ajaran Islam, dan harus diberantas sampai ke akar-akarnya, karena pengertian ubudiyah secara parsial akan mengaburkan keabsahan dan kemurnian ajaran Islam dan menghilangkan ideologi Islam yang benar.
Adapun pendapat dan keyakinan kami adalah seperti yang akan selalu kami serukan kepada seluruh umat manusia dimuka bumi ini; bahwa ubudiyah kepada Allah yang telah dibawa dan diserukan oleh nabi Adam AS hingga Rasulullah SAW adalah peng-ikraran diri bahwa tidak ada tuhan selain Allah SWT, tempat bergantung semua makhluk, pembuat keputusan/undang-undang (hakim), Dzat yang wajib ditaati, Pemilik dan Pengatur segala urusan makhluk-Nya, Maha mengetahui segala perkara mereka, baik yang tersembunyi maupun yang tampak, Yang berhak memberikan ganjaran setiap amal dan perbuatan hamba, sehingga para makhluk-Nya patut tunduk dan meyerahkan diri kepada-Nya, ikhlas dalam menganut ajaran-Nya, tunduk terhadap kebesaran-Nya, segala urusan dan perkaranya diserahkan kepada-Nya, baik individu ataupun sosial, yang berkaitan dengan akhlak, politik, ekonomi, maupun sosial. Sebagaimana yang tertera dalam perintah Allah SWT :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً
“Wahai orang-orang yang beriman masuklah kalian kedalam agama Islam secara totalitas”. (QS 2 : 208)
yaitu perintah untuk memeluk agama Islam secara kaffah (totalitas), dengan seluruh kehidupan, tidak melakukan bantahan sedikitpun, dan tidak menduakan Kekuasaan dan Kerajaan Allah pada makhluk lainnya. Tidak menganggap bahwa ada sisi kehidupan yang terlepas dari pantauan Allah sehingga bisa bebas berbuat dan membuat undang-undang sekendaknya, atau memilih dan mengekor pada sistem dan undang-undang atau hukum konvensional yang bathil sekehandaknya.
Inilah maksud dari pengertian ubudiyah (penghambaan diri) kepada Allah yang hendak kami sosialisasikan dan kami syiarkan dan da’wahkan kepada seluruh umat manusia, kaum muslimin dan umat lainnya, sehingga mereka mau beriman dan mengakui akan kekuasaan Allah dan tunduk kepada-Nya.
“Kami menginginkan kepada mereka yang mengaku dirinya beriman kepada islam dan berpegang teguh kepada iman, untuk selalu mentazkiyah (mensucikan) dirinya dari sifat kemunafikan dan perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Islam”.
Maksud nifaq disini adalah mengaku dirinya beriman kepada sistem tertentu dan loyal kepadanya, berpegang teguh kepada prinsip-prinsipnya, namun pada sisi lain dia merasa tenang dan rela denga sistem yang bertentangan dengan yang semula diyakini. Dan tidak berusaha atau bersungguh-sungguh untuk merubah sistem tersebut kepada yang lebih baik, dengan mengerahkan tenaga dan potensi yang dimiliki guna menghancurkan segala sistem kebatilan hingga keakar-akarnya, atau adanya kebatilan yang ada dtengah-tengah masyarakatnya namun dia merasa hidup tenang dan tentram tanpa ada usaha sedikitpun memperbaikinya.
Sikap diatas merupakan contoh orang munafik, karena pada satu sisi beriman kepada suatu sistem, namun pada sisi lain merasa tenang terhadap kemungkaran dan kebatilan yang terjadi. Padahal diantara tuntutan keimanan adalah memiliki keinginan yang kuat dalam sanubarinya untuk menegakkan kalimatullah (agama Allah) dan menjadikan agama dan segala urusannya hanya untuk Allah SWT, memberantas segala kekuasaan yang bertentangan dengan Islam, dan siap mengemban amanah da’wah Islam untuk disebarkan kepada segenap manusia, hatinya tidak merasa tenang dan tentram jika agamanya dilecehkan orang.
Begitupaun hendaknya, jika keimanan telah terpatri dalam hati; memiliki kecemasan dan kekhawatiran serta tidak merasa tenang sebelum keadilan kembali tegak dan kokoh dibawah panji-panji Islam, atau sebelum ajaran Islam diterapkan oleh seluruh umat manusia. Namun jika merasa ridla atau puas dengan keadaan hidupnya di bawah sistem dan undang-undang konvensional yang bathil, dan tidak berusaha menerapkan ajaran Islam kecuali pada permasalahan yang terbatas seperti pernikahan, thalak dan warisan saja, -jika keadaannya demikian- sungguh hal ini merupakan kemunafikan yang nyata, keislamannya hanya sebatas KTP saja, yang tercatat dicatatan sipil, namun diluar itu, ia enggan menerapkan Islam dan tidak mau tunduk pada syari’at-Nya, kecuali hanya berpura-pura, hanya karena ingin mengharap kesenangan hidup di dunia yang fana.
Harapan kami adalah agar mereka yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada keimanannya untuk selalu membersihkan diri mereka dari sifat kemunafikan dan prilaku yang bertentangan dengan ajaran Islam. Sesungguhnya diantara hak keimanan adalah –setidaknya- memiliki cita-cita yang tertanam dalam lubuk hati untuk menjadikan sistem kehidupan, ekonomi dan sosial dan politik seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW tegak kembali, mulia dan tinggi, dan diaplikasikan oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa ada seorangpun yang menentangnya, atau menjadi penghalang akan perjalanannya. Bagaimana mungkin seseorang bisa hidup dan rela di tengah kehidupan yang memiliki sistem yang bathil ? bagi mereka yang berani menegakkan bendera kebatilan sungguh merupakan kesesatan yang sangat nyata, dan penyimpangan yang melampaui batas serta pembangkangan yang amat besar. Semoga Allah SWT melindungi kita dari keburukan seperti hal diatas.
Adapun maksud dari kontradiksi yang dituntut untuk dihindari –tanpa ada perbedaan antara umat islam yang kental agamanya dengan orang yang baru tersentuh ajaran Islam- adalah adanya pertentangan antara perkataan dan perbuatan. Sebagaimana yang dimaksud disini adalah bertentangannya aktivitas sehari-hari dengan kegiatan yang lain. Karena Islam tidak mengajarkan kepada umatnya untuk mentaati perintah dan berpegang teguh pada ajaran-ajarannya secara parsial, sehingga pada sisi lain boleh melakukan apa saja yang bertentangan dengan ajaran Islam, atau berbuat maksiat dan melanggar konstitusi Allah.
Sebagaimana tuntutan lainnya adalah menyerahkan seluruh jiwa raganya dan kehidupannya untuk Allah SWT, tidak pernah melakukan pelanggaran terhadap segala yang telah diperintahkan, dan tidak mengambil undang-undang apapun kecuali undang-undang Allah SWT yang universal, dan mencelupkan dirinya dengan celupan Allah, tidak terkontaminasi dengan kehidupan dunia yang fana. Selalu memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya saat dirinya tercebur ke dalam perbuatan salah dan maksiat, atau terjerumus ke dalam jurang yang menyesatkan. Orang yang mengaku dirinya beriman kepada Allah SWT, mendirikan shalat, berpuasa dan menunaikan ajaran-ajaran Islam lainnya, namun pada sisi lain merasa merdeka dan tidak memiliki ikatan terhadap hukum dan syari’at Allah SWT, maka yang demikian disebut dengan pertentangan yang dapat menafikan nilai-nilai ubudiyah. Mengaku beriman kepada Allah dan loyal kepada ajaran-ajaran-Nya, tapi saat bergelut dalam kehidupan duniawi, dan berkecimpung dalam kehidupan berpolitik, ekonomi dan sosial, tidak ada sama sekali ajaran Islam yang menjadi pegangan hidup dan memberikan pengaruh pada dirinya apalagi menampakkan dirinya sebagai penganut Islam sejati.
Cela dan kehinaan mana yang lebih besar dari yang demikian ? mereka berikrar setiap pagi dan sore : “Bahwa kami tidak menyembah kecuali kepada Allah dan memohon pertolongan kecuali kepada-Nya”. Namun setelah itu sama sekali tidak ada atsar (pengaruh) akan ikrarnya, baik dalam dirinya dan kehidupannya sehari-hari. Padahal segala teori ataupun ideologinya haruslah tunduk pada ketentuan yang Maha Perkasa dan Maha Sombong di muka bumi ini, seluruhnya tanpa terkecuali harus berserah diri kepada-Nya dan tunduk pada keperkasaan-Nya.
Itulah maksud dari kontradiksi dan tanda-tandanya, dan inilah dasar dari penyakit yang banyak menimpa kaum muslimin baik secara moral dan sosial. Selama penyakit moral ini masih melekat dalam diri umat Islam, maka sangat sulit diharapkan untuk dapat menghindar dari kehinaan, kemerosotan dan kejumudan, dan penyakit ini akan terus menjalar dan menular kepada generasi selanjutnya, hingga akhirnya mengarah pada titik kejatuhan dan kehancuran.
Dan yang lebih ironi lagi adalah para ulama dan masyaikh yang tidak menyadari akan krisis tersebut, mereka hanya mengajarkan bahwa dalam hidup beragama hanyalah terbatas pada kalimat syahadat, mendirikan shalat, berpuasa dan menunaikan ibadah ritual lainnya. Mereka berkeyakinan setelah memenuhi ajaran tersebut dirinya akan terjamin dari azab dan siksa neraka, bahkan akan mendekatkan dirinya pada pintu surga dan tidak jauh darinya, walaupun pada sisi lain dia melakukan kemungkaran dan kemaksiatan, atau mengikuti pemimpin yang mereka sukai walaupun mereka kafir dan sesat, atau memilih ideologi dan pandangan-pandangan palsu yang sesuai dengan hawa nafsu mereka. Sungguh sangat berani melecehkan agama Islam dengan hanya memandang bahwa agama hanya terbatas pada kehidupan ritual belaka, menganggap bahwa dengan menggunakan nama Islam akan diakui oleh catatan sipil sebagai orang Islam sudah cukup, seakan mereka seperti orang yang dimaksudkan Allah SWT dalam firman-Nya
لَنْ تَمَسَّنَا النَّارُ إِلَّا أَيَّاماً مَعْدُودَةً
Mereka berkata : “kami sama sekali tidak akan disentuh api neraka kecuali hanya beberapa hari saja”. (QS. 2 : 80)
Diantara hasil dari menyebarnya penyakit menular ini dapat dilihat dalam ruh dan tubuh kaum muslimin; ada diantara mereka yang menganut ajaran komunis, nazi, borjouis, demokratis dan ajaran-ajaran konvensional bathil lainnya yang diimpor dari Timur dan Barat. Banyak diantara mereka –baik dari kalangan pejabat, pemimpin dan masyarakat- yang tidak sadar ataupun sadar sedang menapaki jalan kesesatan dan kekufuran, bahkan ada diantara mereka yang bangga dan dengan angkuh dan sombong berdiri dijalan kesesatan tersebut tanpa ada alasan yang benar.
Hal tersebut merupakan fenomena yang harus diberantas dalam rangka mewujudkan dan mengaplikasikan nilai ubudiyah (pengabdian) kepada Allah secara kaffah (menyeluruh), tulus dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam karena Allah SWT, bersegera membersihkan diri dari segala kemunafikan dan ajaran-ajaran yang bertentangan dan berseberangan dengan ajaran Islam, dan tentunya –tidak bisa dipungkiri memang- tidak akan terwujud kecuali dengan melakukan revolusi secara menyeluruh terhadap sistem dan menajemen hidup yang dikelilingi oleh kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan, sistem dikuasai oleh mereka yang selalu berbuat penyimpangan terhadap ajaran dan syariat Allah SWT dan sunnah Rasulullah SAW, lalai dalam beribadah dan berprilaku congkak.
Selama krisis ini masih menyelimuti dunia, dan pemerintahan masih dipegang oleh mereka, selama bidang keilmuan dan science, etika (adab), pengetahuan, undang-undang pemerintahan dan sistem kenegaraan, industri, perdagangan dan kekayaan, masih berada di bawah pengaruh dan tangan mereka, maka sulit bagi seorang muslim untuk hidup dengan tenang dalam rangka menjalankan prinsip yang mereka yakini sesuai dengan manhaj rabbani, bahkan sulit bagi mereka untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata mereka kecuali akan menemui berbagai benturan dan rintangan.
Mustahil bagi seorang muslim menyebarkan agama Islam yang komprehensip dengan segala ketentuan dan cabang-cabangnya, sedang ia masih hidup di tengah negara yang menggunakan undang-undang selain undang-undang Allah, dan berjalan bukan pada manhaj yang di ridlai Allah SWT. Bahkan sangat sulit baginya untuk mentarbiyah keluarganya dengan ajaran-ajaran dan prinsip-prinsip agama Allah (Islam), membina dengan Akhlak dan etika islam yang murni. Karena rezim kekafiran tidak akan pernah rela terhadapnya dan akan terus berusaha menghalangi langkah mereka dalam menjalankan dan mengaplikasikan apalagi menyebarkan ajaran Islam, bahkan dengan cara membunuhpun akan mereka lakukan, kecuali mereka mau tunduk dan patuh kepada aturan yang mereka buat, berprilaku seperti mereka, sehingga secara berangsur-angsur –jika menuruti kemauan mereka- akan lepas atribut Islam yang mereka sandang, akhlak mereka hancur sementara mereka tidak sadar.
Realisasinya adalah bahwa seorang muslim yang mukhlis harus membersihkan dirinya dari benih-benih kemungkaran dan kedzaliman dengan cara mengaplikasikan hukum dan undang-undang dan syariat Islam secara adil, lurus dan benar.
Sekali lagi saya katakan, bahwa semua ini tidak akan terealisir dan hanya akan menjadi impian belaka selama dunia ini masih berada di bawah kendali para penguasa dzalim dan suka berbuat makar, berbuat kerusakan di muka bumi, dan menjalankan pemerintahan sekehendak dan hawa nafsu mereka. Fakta yang telah kita alami memang demikian, bahwa saat para pengusasa dzalim menguasai pemerintahan, maka orang nomor satu akan yang menjadi penghalang perkembangan ajaran Islam adalah mereka, merekalah yang akan selalu menghalangi terwujudnya perdamaian dan keadilan.
Kita sadari memang sulit menggapai cita-cita dalam memperbaiki dunia, mengembalikan segala urusan dunia ke jalan menuju cahaya ilahi, selama para tughat dan pembuat makar menguasai dan memegang tampuk pemerintahan, baik yang berskala kecil ataupun besar.
Karena itu diantara tuntutan, realisasi dan wujud pengabdian kita terhadap Allah dan Islam adalah bersungguh-sungguh dan giat mengerahkan segala potensi yang kita miliki secara berkala dan berkesinambungan untuk menghancurkan pemerintahan yang kufur, sesat dan dzalim hingga keakar-akarnya dan menggantinya dengan pemimpin yang adil dan pemerintahan yang baik dan benar.
Kemungkinan sebagian kita ada yang bertanya-tanya : bagaimana caranya merevolusi kekuasaaan dan pemerintahan tersebut ? dapat kami jawab, bahwa pada dasarnya usaha ini tidaklah teralisir melalui angan-angan dan mimpi saja, dan merupakan sunnatullah yang ada di muka bumi ini bahwa ada diantara manusia yang selalu berbuat kemungkaran dan kedzaliman, dan memegang pemerintahan dengan cara batil.
Usaha ini tentunya memerlukan strategi dan energi, perlu adanya karakter yang tangguh dan akhlak yang mulia pada setiap orang yang siap mengemban amanah ini, sehingga ia dapat menjalankan roda pemerintahan secara adil dan bijaksana.
Dan merupakan sunnatullah juga bahwa Allah akan mengutus seseorang yang dikehendaki yang memiliki sifat terpuji dan akhlak yang mulia serta kemampuan yang memadai untuk mengemban amanah da’wah dan memangku jabatan dalam pemerintahan. Namun jika ada sekelompok umat yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, memiliki sifat (karakteristik) dan akhlak yang mulia, namun tidak pandai mengoperasikan urusan dunia. Dan pada sisi lain ada sekelompok manusia yang tidak memiliki akhlak dan sifat terpuji, suka berbuat kedzaliman, dan sombong, namun memiliki kapabilitas dalam memangku jabatan dan mengopersikannya, maka tetap tidak menganggapnya sebagai sunnatullah (hukum alam), karena pada akhirnya nanti mereka akan selalu menyebarkan kefasikan dan kedzaliman dan kerusakan di muka bumi, berbuat sesuai dengan hawa nafsu.
Adapun cara merevolusi yang kami maksudkan adalah dengan mempersiapkan jamaah yang shaleh, beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, berpegang teguh kepada akhlak yang mulia, memiliki sifat dan karakteristik yang terpuji sebagai syarat utama dalam mengoprasikan urusan dunia secara adil, memiliki izzah dan wibawa saat berhadapan dengan pemimpin yang kafir dan sesat beserta antek-anteknya yang telah berperan aktif dalam menyebarkan krisis multidimensi di seluruh dunia, dan memiliki kemampuan, keterampilan dan kompetensi yang lazim dalam memegang tampuk kekuasaan.
_________________________________________________
Makalah ini adalah bagian dari ceramah ust. Abul A’la Al-Maududi yang berjudul “Ad-Da’wah Al-Islamiyah Fikrotan wa Manhajan –da’wah Islam secara fikrah dan manhaj-“ pada acara pertemuan jama’ah Islamiyah yang diadakan di desa “Darul Islam di India” pada bulan April, tahun 1945 M, yang dihadiri oleh sekuruh anggota jamaah Islamiyah di India saat itu.
Text Area
Munsyid : Shoutul Harokah
Kami sadari jalan ini kan penuh onak dan duri
Aral menghadang dan kezhaliman yang akan kami hadapi
Kami relakan jua serahkan dengan tekad di hati
Jasad ini, darah ini sepenuh ridho Illahi
Kami adalah panah-panah terbujur
Yang siap dilepaskan dari busur
Tuju sasaran, siapapun pemanahnya
Kami adalah pedang-pedang terhunus
Yang siap terayun menebas musuh
Tiada peduli siapapun pemegangnya
Asalkan ikhlas di hati tuk hanya ridho Illahi Robbi...
Kami adalah tombak-tombak berjajar
Yang siap di lontarkan dan menghujam
Menembus dada, lantakkan keangkuhan
Kami adalah butir-butir peluru
Yang siap ditembakkan dan melaju
Dan mengoyak, menumbang kezhaliman
Asalkan ikhlas di hati tuk jumpa wajah Illahi Rabbi...
Kami adalah mata pena yang tajam
Yang siap menuliskan kebenaran
Tanpa ragu ungkapkan keadilan
Kami pisau belati yang slalu tajam
Bak kesabaran yang tak pernah padam
Tuk arungi da'wah ini jalan panjang
Asalkan ikhlas di hati menuju jannah Illahi Robbi...