Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Blogger Template From:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Showing posts with label rumahtangga. Show all posts
Showing posts with label rumahtangga. Show all posts

Monday, May 30, 2011

Jiwa yang Berbekas

Bismillahi Walhamdulillah...

Assalamualaikum wbt...

Saya sangat terkesan dengan pemergian hamba Allah ini... Semat dalam hati, saya bercita-cita ingin mencontohinya, insyaAllah...

___________________

Ustadzah Yoyoh: Penjaga Hati Para Ummahat

Rabu, 25/05/2011 10:26 WIB | email | print

“Semoga kita mampu mengikuti jejak dan kiprah beliau dalam dakwah ini…” demikian curahan hati seorang kawanku Nurmala dalam statusnya di Facebook. Hatiku membantah, sosoknya terlalu 'sempurna', beliau begitu mampu mengerjakan apa saja yang tidak mampu dikerjakan orang lain.


Beliau mengerjakan semua pekerjaan yang dilakukan oleh lebih dari 10 orang. Terlalu jauh bagiku atau kita untuk mengejar apa yang telah dilakukan, sosoknya terlalu sempurna... Bagiku... beliau adalah... penjaga hati para ummahat.


Bila ada ummahat yang sakit hati atau disakiti, maka beliau menjadi bahu sandarannya, ucapannya penguat dan disingkirkannya semua beban persoalan lain, termasuk persoalan dirinya hanya untuk menampung masalah dakwah dan pribadi para ummahat seakan-akan masalah pribadi ummahat adalah masalah yang terpenting dan tergenting di dunia ini.


Dan hal ini mendatangkan rasa aman dan nyaman bagi para muslimah disekelilingnya. Beliau selalu siap untuk didatangi, diajak, ditelepon, di-SMS, diganggu walau malam hari sekalipun.


Terkadang, aku bingung. Kapan beliau tidur? karena handphonenya selalu siaga untuk menjawab sms yang masuk setiap waktu, walau pukul 3 pagi sekalipun. Padahal, masih teringat kuat dalam benakku, suatu ketika beliau baru pulang pukul 00.30 dini hari demi menunaikan tugas dakwah yang begitu melelahkan. Namun demikian, beliau menjawab dengan cepat ketika di sms pada pukul 3 pagi... Subhanallah... Padahal jawaban yang dinanti bisa saja dibalas di pagi hari setelah matahari datang.


Wanita yang solihah itu, yang akrab dipanggil Ummu Umar, Ustadzah Yoyoh, selalu mengutamakan diri kami, mengutamakan masalah-masalah orang lain, selalu menjaga hati kami agar tidak pecah. Hati-hati yang seringkali berdarah dan luka karena berbagai macam persoalan dan masalah. Maka hati-hati itu selalu menjadi segar seperti bunga yang disiram air mawar, kembali tumbuh dan kuat untuk menempuh apapun cobaan di dunia ini. Sungguh, kehilangan yang amat sangat.


Kadang aku heran, kepada siapa engkau mengadu ketika banyak masalah berdatangan menghampiri. Ketika kutanyakan hal itu baik-baik, dengan tegar engkau selalu mengajak kami kembali pada Allah, dan menyerahkan segalanya pada Allah. Engkau selalu tampil dimuka mendukung dan mensupport siapa saja dengan caramu yang indah, yang tidak menyinggung hati siapapun, yang selalu tersenyum walaupun disakiti, yang selalu sabar dan menganggap semua cobaan hidup ada jalannya.


Benar katamu, setiap peluru di Palestina sudah ada pasangannya masing-masing, itulah yang membuatmu tak gentar sedikit pun ketika harus berangkat ke Palestina dan mengajak kami semua kesana menyemangati para muslimah disana, menjenguk pabrik roti yang sedang kita buat, dan berbincang-bincang, dengan janji untuk menyebarkan pada siapa saja tentang perjuangan Palestina.


Batinku pagi ini, siapa yang akan menggantikan sosokmu yang begitu sempurna?


Ummahat di Palestina, begitu mereka sangat kehilangan dirimu, PASTI! Dimana mereka membutuhkan sekali kehadiranmu, LAGI dan LAGI!... Dengan semangatmu yang membara, itu semua membuat mereka bahagia. Ada banyak muslimah yang diwakili dirimu, bersedia menanggung beban dan membawa doa bagi rakyat Palestina.


Aku tahu, di MATAMU ADA CINTA yang menyorot lembut ketika berkisah mengenai dakwah dan perjuangan umat Islam dimana-mana, dari Indonesia sampai Palestina. Sosokmu demikian sempurna, hatimu begitu lembut, engkau adalah guru, kakak, murobbiyah, da’iyyah, sahabat, juga kawan perjalanan yang sudah sampai pada hari terakhir yang dijanjikan...


Allah sayang padamu dan mengetahui engkau menyimpan beban yang teramat berat dan maksimal. Tugasmu di dunia selesai sudah, dan bergembiralah menjadi salah seorang syuhada, dengan caramu, tatapanmu, dan juga semangatmu yang membekas dihati siapa saja yang pernah dekat denganmu.


Bagiku, tiada siapa yang mampu menggantikan dirimu, letakmu ada di dalam hatiku yang paling dalam, melekat erat tak tergoyahkan. Kepergianmu membuat banyak orang terhenyak, namun salah satu ciri orang soleh adalah kepergiannya membuat orang merasa sangat kehilangan, membuat orang menjadi ingin berbuat baik, membuat orang hanya ingat pada kebaikannya saja.


Selamat jalan guruku, sahabatku, murrobiyahku, naqibahku, kecintaanku, tempat dimana aku menangis, dan kau adalah ciptaan Allah yang merupakan segalanya bagiku. Sekali lagi ingin kukatakan, tempatmu ada dalam hatiku, dalam relung ujung dan dasar hatiku, takkan tergantikan oleh siapapun di dunia ini selain suamiku.


Engkau mujahidah dengan kualitas terbaik yang pernah kutemui di dunia ini.


Note : Dalam khayalku, mungkin kita akan berjumpa di sebuah pasar di surga di setiap jum’at. Dan engkau menubrukku sebagaimana engkau pernah menubrukku di depan Masjidil Haram sembilan bulan lalu dan memanggilku, ”Fiii, sama siapaaa...?” (bila harapan surgaNya kita tidak sama tingkatannya), atau “Assalamu’alaikum, ini ikan bakar dan gudeg, tolong kasih Mam Fifi yaa, buat anak-anak, bilangin (bisiknya lembut pada khadimahku), dari bu Yoyoh...” Begitu sering sekali beliau lakukan itu ketika pulang dari bepergian dakwah dan perjalanan yang jauh, memberi sesuatu yang sedap dimakan. “Untuk tetanggaku di surge,” pesannya diatas secarik kertas. Indah ungkapannya, masih terasa kuat menghujam di hati.


Potongan email Ustadzah Yoyoh sebelum beliau berangkat ke Sudan pada bulan Maret :


“Ketika mau naik pesawat saat petugas mengumumkan waktu boarding, saya menuju toilet terlebih dahulu untuk bersih-bersih dan berwudhu. Saya selalu berusaha menjaga wudhu karena saya ingin bila suatu saat saya dipanggil Allah SWT, maka saya dalam keadaan berwudhu. Kita menyadari bahwa hidup ini memang penuh misteri, kita hanya menjalankan program pilihan Allah, bukan pilihan kita. Sering kali kita membuat program detail untuk jangka pendek, menengah atau jangka panjang, baik untuk kepentingan pribadi atau kepentingan organisasi namun ternyata yang terealisir hanya beberpa persen saja dari yang kita rencanakan seperti yang dinyatakan dalam Al-Qur’an surah Luqman ayat 34,


Sesungguhnya Allah, Hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Luqman [31] : 34)


Potongan SMS Ustadzah Yoyoh pada beberapa sahabat :


Ya Rabb, aku sedang memikirkan posisiku kelak di akhirat...


Mengkaitkan aku dengan berdampingan penghulu para wanita, Khadijah Al-Qubro yang berjuang dengan harta dan jiwanya? Atau dengan Habsah binti Abu Bakar yang dibela oleh Allah saat akan dicerai karena Showwamah dan Qowwamahnya? Atau dengan Aisyah yang telah hafal 3500-an hadist, sedang aku... ehm.. 500 juga belum.. atau dengan Ummu Sulaiman yang shobiroh atau dengan asma yang mengurus kendaraan suaminya dan mencela putranya saat istirahat dari jihad... atau dengan siapa ya?


Ya Allah tolong beri kekuatan untuk mengejar amaliyah mereka.. sehingga aku layak bertemu mereka bahkan bisa berbincang dengan mereka di taman firdausmu.


“Jiwa yang bebas terbang ‘tuyuur’ (terbang dengan bebas seperti burung) untuk mentaati perintah Allah tanpa dipenjara oleh fisik dan lain-lain.” (Yoyoh Yusroh)


Source: http://www.eramuslim.com/akhwat/wanita-bicara/ustadzah-yoyoh-siapakah-penerusmu-kelak.htm

Wednesday, February 23, 2011

Ketika Para Gadis Muslimah Belajar Dari Kisah Pernikahan Cinderella



“Rapunzel....lay down your hair...” Ibu tiri Rapunzel memanggil sang putri raja cantik jelita yang dalam kisah film kartun Rapunzel, digambarkan sebagai toko film kartun yang digambarkan berwajah cantik jelita, memiliki tubuh dan wajah yang mempesona serta bergelar putri raja, begitu memukau penonton yang kebanyakan anak-anak perempuan berbagai umur, baik dewasa remaja maupun anak-anak.


Tokoh-tokoh film kartun yang digemari anak-anak perempuan dari dulu hingga sekarang selalu menggambarkan wanita cantik yang lemah gemulai, lembut dan rupawan, cerdas dan cantik, yang menemukan cinta sejati, satu-satunya pria gagah yang menolong sang putri dari kutukan ataupun nasib buruk lainnya dengan mencium lembut bibir sang putri yang digambarkan sebagian awalan dari cinta kasih yang suci dan sejati.

Padahal ciuman pertama yang diperoleh sang putri dari bibir pemuda yang baru dikenalnya jelas adalah bentuk perzinahan karena dilakukan dengan orang lain yang bukan muhrimnya. Namun di dalam kisah film anak-anak, hal tersebut digambarkan sebagai cinta sejati.


Kisah romantika percintaan kaum putri dengan pangeran yang paling terkenal adalah kisah Cinderella yang kehilangan sepatu kaca dan akhirnya menemukan seorang pangeran yang tampan rupawan yang menikahinya dan akhir ceritanya ditutup dengan berdansa dan perkawinan yang bahagia selamanya. Kisah cinta tersebut kemudian dikembangkan dan ditutup dengan akhiran yang menggambarkan pernikahan yang diselenggarakan antara sang putri dengan penolongnya yang akhirnya kisah selesai dengan akhiran happily ever after, akhirnya mereka menikah dan hidup bahagia selamanya.


Gambaran tokoh film kartun Cinderella, Snow White, Rapunzel dan film-film kartun lainnya sungguh sangat meninabobokan kaum wanita yang telah diprogram sejak anak-anak remaja kita dan anak-anak gadis kita masih kecil. Hal yabg digambarkan adalah sebuah kisah percintaan yang sangat romantis dimana sang putri adalah pihak yang lemah yang menunggu datangnya seorang pangeran yang menyuguhkan cinta sejati, dan hidup bahagia selamanya.


Kaum wanita dari kecil dininabobokan kisah percintaan seperti itu, sehingga persiapan bagi para anak gadis kurang dipersiapkan dikalangan umat islam. Seharusnya kita mampu membuat film yang menyuguhkan kisah pernikahan dan walimahan seorang gadis yang digambarkan akan memperoleh lelaki yang baik bila dari kecil mereka taat pada Allah, mampu menjaga dirinya dan menjadi pribadi gadis yang solehah yang pada akhirnya hanya lelaki soleh saja yang mampu untuk menyuntingnya. Dan perjuangan sang gadis dalam memperoleh pangeran hatinya berupa lelaki yang soleh itu, digambarkan dengan ketekunannnya menjaga solat malam, menjaga dirinya dan menjaga serta memperbanyak amalan soleh.


Fenomena yang ada sekarang sangat banyak, anak gadis kita yang dilalaikan dengan kisah-kisah romansa percintaan yahudi, sehingga pada umumnya banyak anak gadis kita yang memuliakan sebuah resepsi pernikahan dengan romansa percintaan picisan yang dikemas dengan nama kisah Cinderela, Rapunzel maupun Snow White yang kemudian berkembang dengan kisah-kisah percintaan di sinetron, dan terakhir romansa percintaan film-film korea yang sangat digandrungi anak gadis jaman sekarang.


Wahai, dimanakah kisah sohabiyah yang mampu menggandeng dan membentuk kisah-kisah percintaan yang islami sehingga gadis-gadis kaum muslimah memiliki contoh bagaimana pernikahan yang akan dilaluinya nanti dilakukan secara islami, tidak hanya sekedar happily ever after (hidup bahagia selamanya), yang penuh khayal dan membuat sang gadis tidak siap dan sangat terkejut ketika menemukan kenyataan yang sesungguhnya dalam kehidupan berumah tangga.


Source: http://www.eramuslim.com/akhwat/wanita-bicara/ketika-para-gadis-muslimah-belajar-dari-kisah-pernikahan-cinderella.htm

Monday, November 01, 2010

Pasanganku Superman

oleh: Ummu Atiqah

Mencari Si Superman Baiti jannati yang dipenuhi sakinah, mawaddah dan rahmah selamanya menjadi impian setiap insan apatah lagi para aktivis dakwah. Mengimpikan pasangan hidup ideal, bersama anak-anak penyejuk mata, dan jika boleh, alangkah bahagianya jika setiap saat diisi dengan watak hanya kita sekeluarga. Jika boleh, kita mengimpikan kebersamaan keluarga sentiasa menjadi aktiviti rutin yang mengambil paling banyak masa-masa yang ada. Jika boleh, biar ungkapan cinta dari pasangan dan anak-anak sentiasa menjadi ungkapan keramat yang mengisi paling banyak kehidupan kita. Semua ini antara bukti bagi mengungkapkan rasa cinta yang hebat buat keluarga kita, sedari lafaz nikah diungkapkan dan harapannya agar cinta suci ini kekal selama-lamanya, hingga ke syurga.

Impian inilah yang membuatkan kita termotivasi untuk menjadi pasangan ‘ideal’, melebihi standard ‘terbaik’ dalam menuju penyempurnaan impian yang kita bina. Memiliki pasangan yang soleh, romantik, sedap mata memandang, kerjaya yang hebat, dan banyak lagi spesifikasi lain bagi menggambarkan impian pasangan yang akan men emani kita sepanjang hayat, apatah lagi kehidupan impian kita sampai ke syurga. Sesekali, impian itu umpama mengharapkan seorang superman (atau superwoman) sebagai pasangan kita. Dengan wajah sesedap mata memandang, lengkap dengan pakej sempurna. Memiliki sekeping hati yang ikhlas untuk menyelamatkan semua manusia, yang mana sememangnya dicipta dengan kelebihannya yang luar biasa. Meskipun punya kelemahan, tidaklah ia menjadi perkara besar kerana kelemahan itu menunjukkan seorang superman masih ada sisi ‘manusiawi’nya, malah kelebihan atau keistimewaannya yang terlalu banyak dan super hebat mampu me‘lupa’kan kita pada kelemahannya yang ada.

Kebaikan hatinya menjadikan cinta ini sentiasa buat dirinya..

Kesetiaan jiwanya menjadikan cinta ini selamanya hanya untuknya (moga ia hingga ke syurga)..

Semangat menyelamat manusia (da’i ilalLah) menjadikan dirinya ‘anugerah’ serba bisa dan pahlawan dunia..

Kesungguhannya melawan kebatilan menjadikan dirinya dipuja sebagai perwira..

Rendah dirinya (tidak ingin dikenali kerana berjasa)menjadikan dirinya sangat mulia..

Kesabaran dan ketabahannya nyata menjadikan dirinya yang teristimewa ..


Jodohku dengan superman?

Indahnya jika benar pasangan kita adalah memang superman. Nyatanya, insan sesempurna superman agak sukar dicari. Kalau ada pun di dunia ini, besar kemungkinan ‘superman’ itu bukan ditakdirkan sebagai pasangan kita. Kerana itu, marilah kita berpijak di bumi nyata. Usah terpengaruh dengan hebatnya cerita superman. Tidak salah mempunyai impian, namun jangan di‘paksa’ pasangan kita untuk menjadi superman. Terimalah dia seadanya. Dialah pasangan kita yang punya kelebihan dan terlalu banyak kelemahan. Sehingga senarai kelemahan kekadang lebih banyak dari kelebihan sekiranya kelemahan dirinya yang ingin kita tonjolkan. Betapa dia sering melakukan salah dan silap, kerana sesungguhnya dia bukanlah seorang superman. Sekali lagi terimalah dia seadanya, dia bukannya superman.

Kita manusia biasa, sesungguhnya terlalu banyak khilafnya. Berbicara tentang kelemahan, kekurangan dan seringnya melakukan kekhilafan bukanlah ruang untuk penerimaan seadanya tanpa kesungguhan usaha untuk memperbaikinya. Terima seadanya adalah menerima kelemahan ‘manusia melakukan kesalahan’ bagi memberikan peluang untuk kita menjadi terbaik dan lebih baik. Kerana kita mempunyai sisi kelemahan, marilah kita berusaha memperbaikinya. Sebenarnya ‘kesempurnaan’ adalah perasaan yang ‘hebat’ namun kesempurnaan mungkin menjadi satu-satunya kekurangan seseorang manusia biasa. Justeru kita adalah seorang manusia biasa, maka melakukan kesalahan adalah suatu perkara yang boleh diterima. Namun apa yang penting dari sekadar penerimaan adalah bagaimana kita berusaha memperbaikinya.

Profil ‘Superman’ kita

Dengan adanya sisa-sisa impian juga banyaknya kelemahan, marilah kita berusaha mengurangkan jurang antara keduanya. Kesungguhan kita memperbaiki diri inilah antara bekal amal soleh kita. Sampai masanya, nafas kita akan terhenti. Segala janji Allah menjadi suatu hakikat yang pasti. Kita memang bukan superman di dunia ini. Namun kita mengharapkan kita mampu menjadi ‘superman’ di akhirat sana. Terbang menuju syurga yang tertinggi bersama Rasulullah dan mereka yang ikhlas mengikut jejak langkah perjuangan baginda.

Cukuplah syurga menjadi motivasi untuk kita menjadi pasangan yang hebat buat pasangan kita. Meskipun terlalu banyak cabaran dan ujian dalam kehidupan, kita cuba melaksanakan apa yang terbaik dan semampu kita untuk kebahagiaan keluarga yang kita cinta dalam skala lingkungan terdekat kita, dan untuk kemenangan islam dalam skala kerja dakwah untuk ummat manusia. Semoga usaha optima kita yang mana mungkin tidaklah sehebat mana pada orang lain mampu menjadi bekal berharga untuk kita lulus ‘periksa’ pada hari akhirat. Sesungguhnya ‘superman’ pada kita adalah orang yang berjaya melepasi ujian kehidupan dunia dan akhirnya mampu terbang laju menuju syurga.


Dipetik dari Risalah exam Paksi.net

Tuesday, September 21, 2010

2nd Lucky Draw in my Life...

Bismillahi Walhamdulillah...

Assalamualaikum wbt...

Alhamdulillah...Went to the class, heh, I won the 2nd lucky draw in my life. HPA new product, the Soy Bean Drink. wa~~ very happy... (because I love soy bean so much) ^_^

Kali ni kami didatangi oleh Leader HPA yang dijemput khas untuk memberi ilmu lagi tentang perawatan herba dan juga memberi motivasi, semangat untuk berusaha dengan produk halal. Alhamdulillah, banyak sangat ilmu baru dapat lagi, dan menambah lagi keyakinan menjadi herbalis yang baik. Bulan Disember ni ada Sijil Herbalis 3 minggu, mungkin I can't make it... sebab? [...adalah...]

Bertolak keluar dari rumah semalam, boleh dikatakan separuh semangat saya hilang... huh, biasalah... keluar dari zon selesa, tempat yang paling selamat dan paling menyenangkan di dunia ni adalah berada di rumah sendiri di samping ibu, ayah, bergurau senda dengan acik & adik dan dekat dengan keluarga tersayang. Tapi apakan daya, janji mesti dikota, dan saya bukan seorang yang suka buat kerja separuh jalan. Meskipun berderau juga darah ni bila wan (nenek belah ayah) tak bagi saya balik... zzzzzzz...

Raya 2010 kali ni macam biasa, kami sekeluarga jalan sakan. Balik kampung belah ibu kat Johor, tambah majoriti adik beradik ibu pun kumpul sama, wah memang meriah rumah tu. Berkumpul dengan sepupu macam-macam cerita keluar. Nak kawen? wah, sapa klik kami yang nikah dulu ni? Budak-budak ni memang tak habis-habis!... Yang best, kami berkonvoi ramai-ramai ke umah saudara-mara, sampai tak cukup ruang kat rumah pakcik tu, separuh duduk di luar. Memang seronok dan satu yang saya cukup bangga dengan keluarga ini, kami agak menjaga ikhtilat antara lelaki dan perempuan. Takdalah cuit-cuit antara sepupu, apalagi bersalaman. Yang perempuan dalam rumah memang jaga aurat... Alhamdulillah... masing-masing dah besar.

Peristiwa best yang paling menyenangkan hati saya raya ini ialah bila adik-beradik lelaki yang masih bujang telah berjangkit dengan habit ayah... Alhamdulillah...

Bila saya kata, "Adik, tolong kaklang jemur kain?..." Selang bape minit, dia pun buat...
"Acik, tolong isikan kuih dalam bekas?..." Kejap tu, diapun duduk atas meja, susun kuih-kuih...
"Angah, tolong carik ayam ni?... nak buat sotolaa..." Tak lama tu, dia amek pisau ngan pelandas, potong ayam yang dah direbus kecik-kecik. Nak cepat katanya... ceh, orang guna tangan jela...

Seronok!... tengok suma orang bekerjasama buat keje. Takda muncung-muncung, takda ngelat-ngelat, suma redhaaa je. Nak tergelak pun ada. Bagusnya... Ibu saya kata, saya yang paling malas. heheh...

Bukan apa, kalau nak banding dengan ayah, memang jauh lagila mereka ni. Ayah saya, satu sifatnya yang saya sangat kagumi adalah caranya mencontohi Rasulullah SAW dalam satu hal ni. (Banyak lagi sebenarnya)... Bila ibu saya memasak, ayahlah orang yang paling sibuk di dapur. Dia buat kerja yang banyak dan susah especially dalam kuantiti yang banyak (untuk kenduri, jamu tetamu dan open house) seperti basuh ayam, siang ikan, siang udang. Subhanallah... kalau hari-hari biasa pun, ayahlah orang yang akan mengemas rumah, lipat kain, lap dapur, sebab ibu allergik habuk, dia akan bersin dengan teruk. Haha, saya anak perempuan ni pun malu kalau keluar bilik, semua dah bersih. Selalu memang rasa bersalah teramat, bila ayah balik kerja, dia nampak ruang tamu agak semak, dia akan bersihkan tanpa bunyi sedikitpun. Kalau pinggan mangkuk saya lambat basuh, dia akan basuh senyap-senyap sampai singki-singki dilapnya. Adeh, macam karen menyengat ke kepala... zzzzzzzzzz.... Saya malu sendiri. Takpa, takpa, saya belajar... Fuh, dalam hati saya doa, moga-moga Allah memberi saya calon suami seperti ayah saya (Ameen...)

Masa open house kelmarin, saya amikkan makanan untuk wan (nenek belah ayah). Agak banyak juga... untuk menghargai kedatangannya. Pastu saya duduk di sebelahnya lepas kerja saya selesai dengan niat untuk menolong menghabiskan makanannya. Tapi saya lihat wan saya bersungguh-sungguh menghabiskan semua makanan tersebut.

Wah... saya katakan, "Wan, kalo tak habis, meh yati habiskan...".
Wan jawab, "Takpa, takpa... nak habis dah ni..." sambil menyuap makanan dan meminum air masak berselang seli, tanda bersungguh-sungguh menghabiskan makanan... Saya hanya melihat dengan kagum. Dalam hati, barulah saya tahu, from whom my father took that good side...

Moga menjadi ibrah...
Wassalam...

Tuesday, June 26, 2007

Tiba QadarNya Aku Menikah

Copy n paste.. semoga bermanfaat dan dijadikan renungan bagi du'at yang nak menikah..huhu

Seorang akh yang aktifis baik kampus, sekolah dan syabiah karena masih menjadi seorang jejaka, maka tak jarang ia sering membatin, berangan-angan, dan bercita-cita membentuk rumah tangga Islami dengan seorang Muslimah sholihat yang menyejukkan hati dan mata. Alangkah bahagianya menjadi seorang suami dan seorang "qowwam" yang "qooimin bi nafsihi wa muuqimun lil ghoirihi" (tegak atas dirinya dan mampu menegakkan orang lain, terutama isteri dan anak-anaknya). Juga menjadi 'imam yang adil' yang akan memimpin dan mengarahkan isteri dan anak-anaknya.

Dan si akh pun bertekad bahwa ia sesungguhnya tak akan menilai kecantikan wajah calon istrinya dibalik jilbab yang dia kenakan, serta harta yang dimilikinya sebagai daya tarik untuk menikahinya. Tapi kecantikan hati, perilaku, serta ketaatannya kepada Dienul Islam itu yang utama. Karena dia ingat akan ajaran Rasulullah SAW yang sampai kepadanya : “ Janganlah engkau peristrikan wanita karena hartanya, sebab hartanya itu menyebabkan mereka sombong. Dan jangan pula kamu peristrikan wanita karena kecantikannya, karena boleh jadi kecantikannya itu dapat menghinakan dan merendahkan martabat mereka sendiri. Namun peristrikan wanita atas dasar Diennya. Sesungguhnya budak hitam legam kulitnya tetapi Dienya lebih baik, lebih patut kamu peristrikan “. (HR. Bukhori)

Sejurus dengan posisinya sebagai aktivis dakwah dan amanah yang diembannya maka wajar kalau dia berpandangan bahwa pernikahannya bukan sekedar menikah saja, memilih calon suami, melafadzkan ijab kabul, melangsungkan pesta walimahan dan selesai. Justru ketika menikah, dia tengah memulai awal baru dari perjalanan dakwahnya. Pernikahannya adalah sebuah rekayasa dakwah global yang akan semakin melancarkan akselerasi dakwah itu sendiri. Akan ada network dakwah yang dibangun lewat pernikahannya itu. Bagaimana tidak? Ketika dia menikah, tonggak-tonggak dakwah yang baru dan kuat semakin jelas kekuatannya karena dia tidak menjalani dakwahnya sendirian saja. Dan akhirnya Sehubungan dengan beberapa amanah yang menuntutnya dalam menuangkan konsep dan pemikiran maka dia sangat memerlukan seorang pendamping sekaligus partner dakwah yang bisa diajak diskusi dan menyelesaikan segala qodhoya yang ada.

Alangkah menenangkannya mempunyai seorang isteri yang akan dijaganya lahir dan batin, dilindungi dan disayanginya karena ia adalah amanah Allah SWT yang telah dihalalkan baginya dengan dua kalimat Allah SWT. Ia bertekad untuk mempergauli isterinya dengan ma'ruf (QS An-Nisa:19) dan memperhatikan hadits Rasulullah SAW tentang kewajiban-kewajiban seorang suami. "Hanya laki-laki mulialah yang memuliakan wanita." "Yang paling baik di antara kamu, wahai mu'min, adalah yang paling baik perlakuannya terhadap isterinya. Dan akulah (Muhammad SAW) yang paling baik perlakuannya terhadap isteri-isteriku." "Wanita seperti tulang rusuk manakala dibiarkan ia akan tetap bengkok, dan manakala diluruskan secara paksa ia akan patah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Si Akh pun bertekad meneladani Rasulullah SAW yang begitu sayang dan lembut pada isterinya. Tidak merasa rendah dengan ikut meringankan beban pekerjaan isteri seperti membantu menyapu, menisik baju dan sekali-sekali turun ke dapur seperti ucapan Rasulullah kepada Bilal : "Hai Bilal, mari bersenang-senang dengan menolong wanita di dapur." Karena Rasulullah suka bergurau dan bermain-main dengan isteri seperti berlomba lari dengan Aisyah r.a. (HR Ahmad), maka ia pun berkeinginan meniru hal itu serta menyapa isteri dengan panggilan lembut 'De', ‘Nda’ atau 'Yang'.

Sejurus kemudian ketika si Akh disodorkan biodata oleh Murobbinya yang menurut Murobbinya merupakan calon Pasangan yang serasi karena sekufu dalam dien, akhlaq, dan komitmen dengan Islam. Mereka sama-sama berazam bahwa pernikahan adalah ibadah, pernikahan adalah dakwah dan pernikahan adalah drama manusia ideal.

Akhirnya pada saat selanjutnya, tibalah saatnya untuk proses taaruf, si Akh berpikir daripada berangan-angan terus lebih baik action.......dan taarufpun dimulai, si Ukh didampingi Murobiyyahnya begitu pula si Akh didampingi Murobbinya.... proses taaruf dimulai dari mulai jam 8 pagi dihari Ahad...ketika hari beranjak siang..proses taaruf berjalan dengan alot, si akh banyak mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan berupa kasus dan penyikapan si akhwat...tapi tentunya sebelumnya pada proses awalnya si akh menyanyakan kejelasan, aktifitas dan keikhlasan si ukh untuk menerima dirinya apa adanya dan tetap dijalan dakwah...sampai waktu dzuhur tiba, belum ada tanda-tanda proses taaruf akan berakhir karena si akh masih banyak pertanyaan yang harus dijawab si ukh...akhirnya diputuskan untuk break ISHOMA dan dilanjutkan kembali setelah rehat....dan waktu pun beranjak sore....maka murobbi si akh dengan cukup bijak mencoba meng cut acara taaruf..dan langsung menanyakan kesimpulan akhir dari keduanya karena kalau dibiarkan terus ga bakalan habis-habisnya pembahasannya yang kata si akh biar kenal calon secara keiikhlasannya, kafaahnya dll....yang pertamakali ditanya adalah si ukh....Bagamaimana ukhti mau terus lanjut ke proses selanjutnya atau cukup sampai disini...si ukh menjawab ," Ana sih terserah ikhwannya...". " nah antum bagamana Akh?..kata Murobbinya......si akh tidak buru-buru menjawab, ntah masih ada yang mengganjal atau belum puas, cuma satu hal yang ada dibenak si akh..si ukh ini menurutnya kurang puas dalam menyampaikan pendapat atas kasus-kasusnya dan akhirnya dia merasa kurang sreg sedangkan dia punya segudang idealisme...cuma dia bingung, jawaban apa yang harus disampaikan dalam forum tersebut...karena murobbinya mendesak agar ada jawaban dari si akh..."Akhi cepat lah antum kasih keputusan prosesnya diteruskan, dicukupkan sampai disini atau antum perlu waktu tambahan untuk taarufnya...tapi masa dari jam 08.00 sampai jam 15.00 masih belum cukup juga".....akhirnya dengan berat hati dan pelan namun pasti..si akh bilang....." Afwan Ustadz tadi ana sedang study kasus....". pelan namun dalam begitulah yang dirasakan si ukh hingga timbul keringat dingin dan wajahnya lama-lama menunjukan perubahan warna dari kecoklatan-kemerah-merahan dan akhirnya keputih-putihan hingga dia tak sadarkan akan dirinya lagi....waduh akh antum sebelum ketahuan 'Jejak Kasus' antum bisa berabe..antum pikirkan lagi tuh keputusannya...kasihan tuh akhwatnya ..........

Sehubungan dengan waktu yang sudah masuk waktu sholat ashar maka...murobbi ikhwan minta izin sama murobbiyah akhwat untuk sholat ashar dulu sambil melakukan lobi-lobi sama si akh (lobi-lobi walimah loh...bukan lobi-lobi politik) sambil berpesan agar si ukh di sadarkan dan bersabar atas apa-apa yang sudah terjadi....dengan segenap kasih sayang sang murobbiyah akhirnya si ukh lambat laun kesadarannya mulai pulih..aksi yang pertama adalah langsung memeluk murrobiyahnya sambil menuangkan segenap perasaannya...bagaimanapun juga pintu gerbang kebahagiaan bagi dia sebagai seorang sitri yang sholihat yang tergambar dibenaknya sudah kosong ...bagaimanapun juga dia punya mimpi yang selalu bermain dalam benaknya dan yang kemudian menjadi tekadnya adalah keinginan menjadi isteri shalihat yang taat dan selalu tersenyum manis. Pendeknya, ingin memberikan yang terbaik bagi suaminya kelak sebagai jalan pintas menuju surga.

Tekad itu diperolehnya setelah mengikuti berbagai 'tabligh', ceramah, dan seminar keputerian serta membaca sendiri berbagai risalah. Bahkan banyak pula ayat Al-Qur'an dan Hadits yang berkaitan dengan hal itu telah dihafalnya, seperti "Ar Rijalu qowwamuna alan nisaa'...","Faso lihatu qonitatu hafizhotu lilghoibi bima hafizhallah..." (QS. An-Nisa ayat 34). Juga Hadits :"Ad dunya mata', wa khoiru mata'iha al mar'atus sholihat." (dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah isteri sholihat). Atau, hadits "Wanita sholihat adalah yang menyenangkan bila dipandang, taat bila disuruh dan menjaga apa-apa yang diamanahkan padanya. Begitu pula hadits "Jika seorang isteri sholat lima waktu, shaum di bulan Ramadhan dan menjaga kehormatan dirinya serta suaminya dalam keadaan ridha padanya saat ia mati, maka ia boleh masuk surga lewat pintu yang mana saja. (HR Ahmad dan Thabrani). Hadits yang berat dan seram pun dihafalnya, "Jika manusia boleh menyembah manusia lainnya, maka aku perintahkan isteri menyembah suaminya." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi,Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban)

Figur isteri yang sholihat, taat, dan setia serta qona'ah seperti Khadijah r.a. benar-benar terpatri kuat di benak si ukh dan jelas ingin ditirunya. Maka, tatkala Allah SWT memberikan kesempatan untuk berproses untuk mendapat jodoh seorang Muslim yang sholih, 'alim dan berkomitmen penuh pada Islam, si ukh pun melangkah dan begitu menyelami proses yang tadi dilakukan dengan mantap. Begitu khidmat dan khusyu karena kesadaran penuh untuk beribadah dan menjadikan jihad dan syahid sebagai tujuan hidup berumah tangga....

Dengan nasihat penuh cinta dan dekapan kasih sayang..murobbiyah si ukh membisikan sesuatu kepada si ukh, " Biar nanti ana yang menyelesaikan masalah ini...anti tenangkan dulu pikiran..ambil air wudhu, shlat ashar dan jangan lupa tilawah........singkat cerita, si akh dan murobbinya sudah masuk kembali dan berkumpul dengan si ukh dan murobbiyahnya....tanpa basa-basi..murobbi si akh memohon maaf atas apa yang terjadi dan kemudian menanyakan kepada murobbiyah si ukh sikap selanjutnya........dengan tenang dan wibawa seorang ustadzah, beliau berkata," si ukh siap maju ke proses selanjutnya..........tapi dengan antum."..........Subhanallah...hanya pujian atas kebesaran Allah yang ada di dada sang murobbi si akh....dia ga bisa beralasan lagi, masa mau mengkuti langkah binaannya..apalagi lebih lanjut murobbiyah si ukh mengatakan..."Antum jangan beralasan lagi...antum kan udah siap." ............

Murobbi si akh dan si ukh pun ditakdirkan Allah SWT untuk menikah. Pasangan yang serasi karena sekufu dalam dien, akhlaq, dan komitmen dengan Islam. Mereka sama-sama berazam bahwa pernikahan adalah ibadah, pernikahan adalah dakwah dan pernikahan adalah drama manusia ideal. Hingga mereka senantiasa menguatkan niat dalam menyertai berbagai urusan yang berkenaan dengan terjadinya pernikahan. Mulai dari, menebar undangan walimah, menyelenggarakan walimah. Karena mereka sadar bahwa proses pernikahan yang sederhana dan mudah insya Allah akan mendekatkan kepada bersihnya niat. Karena pernikahannya itu merupakan ibadah, maka mereka mengatur pelaksanaannya dengan cara-cara yang sesuai dengan hukum syara’ (aturan islam). Pandangan mereka adalah pandangan islam dan dalam pandangan islam, walimah atau resepsi pernikahan adalah sesuatu yang dianjurkan untuk diadakan, betapapun sederhananya. Hal ini merupakan formalisasi dari pernikahan agar masyarakat mengetahui secara resmi pernikahan itu. Dengan demikian secara sosial akan menghilangkan hal-hal yang mengarah kepada fitnah. Walaupun dalam pelaksanaannya mereka terbentur oleh pertentangan dari keluarganya, dan mereka melewatinya dengan sempurna setelah melalui berbagai sosialisasi dan penjelasan kepada keluarga mereka.

Dan mereka sepakat pernikahannya haruslah memenuhi kriteria Lillah, Billah, dan Ilallah. Yang mereka maksud Lillah , ialah niat pernikahannya itu karena Allah. Proses dan caranya harus Billah , sesuai dengan ketentuan dari Allah. Termasuk didalamnya dalam pemilihan calon, dan proses menuju jenjang pernikahan (bersih dari pacaran / nafsu atau tidak). Terakhir Ilallah , tujuannya dalam rangka menggapai keridhoan Allah. Sehingga dalam penyelenggaraan pernikahan mereka tidak bermaksiat pada Allah, misalnya : adanya pemisahan antara tamu lelaki dan wanita, tidak berlebih-lebihan, tidak makan sambil berdiri (adab makanan dimasyarakat biasanya standing party-ini mereka hindari, karena mereka berpendapat tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang demikian), Pengantin tidak disandingkan, mereka senenatiasa mengingatkan para tamu tentang adab mendo'akan pengantin dengan do'a : Barokallahu laka wa baroka 'alaikum wa jama'a baynakuma fii khoir.. (Semoga Allah membarakahi kalian dan melimpahkan barakah kepada kalian), tidak bersalaman dengan lawan jenis, Tidak berhias secara berlebihan ("Dan janganlah bertabarruj (berhias) seperti tabarrujnya jahiliyah yang pertama" - Qs. Al Ahzab (33),

Betapa indahnya pertemuan dua insan yang saling mencintai dan merindukan Allah. Pernikahan mereka bukanlah semata-mata pertemuan dua insan yang berlainan jenis, melainkan pertemuan dua ruhani yang sedang meniti perjalanan menuju Allah, kekasih yang mereka cintai. Itulah mereka yang telah mewujudkan pernikahan ruhani. Yang selama ini terngiang-ngiang dibenak mereka terjawab sudah “ KALO KITA BERKUALITAS DI SISI ALLAH, PASTI YANG AKAN DATANG JUGA SEORANG (JODOH UNTUK KITA) YANG BERKUALITAS PULA “.Dan merekapun sah menjadi pasangan suami istri. dua pasutri yang sebelumnya tidak saling kenal tentunya kekakuan yang berada ditengah-tengah mereka, seperti saat itu, malam pertama....." ukhti udah beres belum, ga ada yang dikerjainkan ....", si ukh pun protes..." kok manggilnya ukhti......". " Habis mau dipanggil apa dong mba, yayang, dinda..ato apa......yah udah kalo gitu kita sekarang syuro tapi dengan satu syarat ya....sini tangan ukhti, sambil syuro ana ingin kita sambil berpegangan tangan, agar mulai detik ini juga dosa-dosa ana berguguran...", masih dengan mimik cemberut " ga usah ah....abis manggilnya ukhti..". " lah kan belum ada kesepakatan, syuronya aja belum mulai...jadi SK belum turun...yah udah tuan putri kita syuronya dimulai aja....agenda pertama panggilan terus ngebahas ekonomi keluarga, rencana kedepan serta evaluasi dari mulai proses taaruf sampai sekarang, kita tidak ingin sedikit pun ruang tersisa yang memungkinkan kemaksiatan pada Allah yang pada akhirnya nanti mengurangi kebarokahan pernikahan mereka...". si ukh berujar " baiklah baginda raja yang aktifis...." dan pembicaraan diantara mereka pun mengalir yang ikut menggerus kebekuan diantara mereka, cuma satu hal yang belum....si ukh belum berani melepas jilbabnya...dan malam pertamapun mereka habiskan untuk syuro........

Pada hari kedua sejak mereka bersatu dalam ikatan suci...si ukh sudah menjalankan tugas sebagai isteri yang sholihat, melayani suaminya dengan sepenuh keikhlasannya, dan masih cuma satu yang belum dia penuhi permintaan suaminya, yaitu melepaskan jilbabnya, karena bagaimanapun juga dia tidak terbiasa dan belum pernah memperlihatkan mahkotanya didepan makhluk yang namanya ikhwan, walaupun ikhwan yang bersamanya saat ini adalah sudah resmi menjadi suaminya....tapi akhirnya......sore itu, si ukh habis mandi dan keramasi rambutnya, sehingga jilbabnya basah ....ketika masuk kamar, dilihatnya suaminya matanya tertutup. sehingga dia kira lagi tidur, dan dia bisa dengan bebas mengeringkan rambutnya dan menyisirnya.....padahal waktu itu suaminya lagi pura-pura tidur sambil membatin , ....." duh dinda, Pertama-tama adalah mesti anti sadari, bahwa sesungguhnya ana tak akan menilai kecantikan wajah dinda dibalik jilbab yang dinda kenakan, serta harta yang dinda miliki sebagai daya tarik untuk menikahi dinda. Tapi kecantikan hati, perilaku, serta ketaatan dinda kepada Dienul Islam itu yang utama.Memang hal ini sangat musykil di zaman yang telah penuh dengan noda-noda hitam akibat perbuatan manusia, sehingga wanita-wanitanya sudah tidak malu lagi untuk menjual kecantikannya dan berlomba-lomba memperlihatkan aurat dengan sebebas-bebasnya demi memuaskan hawa nafsu jahatnya.

Namun itulah yang diajarkan Rasulullah SAW, kepada kita melalui haditsnya : “ Janganlah engkau peristrikan wanita karena hartanya, sebab hartanya itu menyebabkan mereka sombong. Dan jangan pula kamu peristrikan wanita karena kecantikannya, karena boleh jadi kecantikannya itu dapat menghinakan dan merendahkan martabat mereka sendiri. Namun peristrikan wanita atas dasar Diennya. Sesungguhnya budak hitam legam kulitnya tetapi Dienya lebih baik, lebih patut kamu peristrikan “. (HR. Bukhori)Dan Allah pun tak akan melihat kebagusan wajah dan bentuk jasad dinda. Tapi Dia menilai hati dan amal yang dinda lakukan. Hendaknya dinda yakin bahwa wanita-wanita salafusshaleh adalah panutanmu, yang telah mendapat bimbingan dari nabi Muhammad SAW......tapi kenapa juga dinda belum melepaskan jilbabnya, kan ana pengen tahu apakah dinda ada kupingnya ato ngga....baiklah kalo gitu ana harus bikin strategi....

Ketika si ukh melonggarkan jilbabnya sambil duduk membelakangi suaminya yang dilihatnya lagi tidur...dia mengusap-usap rambutnya yang basah dengan handuk kering dan menyisirnya....tapi ketika dia menyisir merasa kesusahan juga....abis nyisir kok jilbabnya ga dilepas ribet amat ya....dan akhirnya setelah dia melirik suaminya masih pada posisi semula, lalu dia melepas jilbabnya dan menyisir rambutnya dengan cepat......namun ketika dia asik menyisir rambut, tiba-tiba, suaminya menyergapnya dari belakang......"Nah kan sekarang ketahuan, dinda kupingnya lengkap dan subhanallah cantiknya".....sambil tergagap, dan meronta si ukh....' Masya Allah.....Subhanallah, Atagfirullah...dan ketika pelukan suaminya lepas, dia langsung mendaratkan pukulan keperut suaminya, cubitan dan jurus-jurus bela diri praktis bagi seorang istri....sambil ketawa, dan canda mereka berdua mulai merajut keharmonisan dan kemesraan suami istri....

taken from http://harokah.blogspot.com/2005/12/ana-udah-siaptaaruf-ahhh.html
 

Text