Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Blogger Template From:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Friday, July 31, 2009

Rumaisa' amah...

Bismillahi Walhamdulillah...

Assalamualaikum wbt...

Baru tadi Ukhti Ct Muti'ah bawak masuk Rumaisa' dari taska. Baby comel berusia 2 bulan lebih yang suka bersembang. Mudah terjaga daripada tidur... huhuh

Tadi lepas berbincang tntg prog dengan ukhti Muti'ah, aku mengambil Rumaisa' dari dukungannya. Subhanallah... anak comel ni begitu mengisi hati. Aku bawa nya ke tepi tingkat untuk menghirup udara petang. Dia tenang melihat jalan tar berturap di hadapan rumah yang dikelilingi pokok2 hijau. Mendamaikan..

Ah, bila dia mula merengek tidak selesa (cuaca panas) aku buka kipas dan meletakkannya di ribaku. Ku dodoikannya dengan nasyid syahadah. Sungguh comel melihat dia ketawa menampakkan barisan gusinya yang belumpun tumbuh sebarang gigi. Sepanjang aku membuaikannya di ribaku, aku nyanyikan nasyid syahada, dia seolah-olah ikut menyanyi sekali sambil ketawa. Hhehehe...subhanallah... senyumannya membuat aku terlupa tntg semua kepeningan kerja coursework yang perlu disiapkan segera. Subhanallah.

Lama-kelamaan, matanya semain menutup. Haha, comelnya. Lenguh jugakla kaki aku ni. Bila yakin dia dah tidur, aku alihkannya di atas sejadah bersama bantal kecilnya.

Teringat abangnya Rumaisa', si Abbas Syakir yang sungguh lasak. Waktu kecilnya, aku suka bawak dia tgk laut bila ada kesempatan. Kalo nampak laut, dia akan berhenti merengek.

Subhanallah, betapa indah ciptaan Allah ini. Moga Ruhul Syahidah, Abbas Syakir dan Rumaisa' Syahidah amah membesar menjadi bintang mujahidah yang kuat berbakti untuk Allah, ameen.

Sayang antum kerana Allah =)

Tuesday, July 28, 2009

Sports Boycott Of Israel

Iran's double gold olympic champion, Arash Miresmaeili, favourite for the 2004 olympics - he forfeited his gold medal for boycotting Israel. Then he was threatened with sanctions from the International Judo Federation but he stood his ground:

"Although I have trained for months and am in shape, I refused to face my Israeli rival in sympathy with the oppressed Palestinian people . . . I am not upset about the decision I have made..."

Arash Miresmaeli
- A truly honourable sportsman


Monday, July 27, 2009

Rindu Akan Kampung Akhirat

oleh Addy Aba Salma

Banyak kisah tentang kerinduan. Rindu anak kepada orang tuanya yang sedang berada di kampung, atau sebaliknya rindu orang tua terhadap anaknya yang sedang dalam perantauan di negeri seberang. Ketika rasa rindu itu datang, pastinya kita akan selalu teringat akan apa yang kita rindukan.

Seorang anak yang rindu terhadap orangtuanya di kampung, ia akan berusaha mengumpulkan bekal untuk biaya pulang dan untuk membawa oleh-oleh yang terbaik untuk orangtuanya. Begitupun orang tua yang merindukan anaknya di perantauan, ia akan mempersiapkan apa saja kesukaan anaknya untuk menyambut kedatangannya ketika kabar berita kedatangan anaknya itu didengarnya.

Kisah rindu diatas adalah kisah rindu anak terhadap orangtuanya dan rindu orangtua terhadap anaknya. Lain halnya dengan kisah rindu antara dua orang kekasih yang sedang jatuh cinta. Dalam segala kondisi mereka selalu ingat terhadap kekasihnya, ketika sedang makan, minum, berjalan, duduk bahkan ketika sedang tidurpun teringat kekasihnya sampai-sampai terbawa mimpi.

Seperti itulah rindu ketika datang menghampiri. Kita akan selalu ingat terhadap apa yang kita rindukan. Rindu kampung halaman, rindu orangtua, rindu anak, rindu kekasih, dan rindu-rindu yang lainnya. Tetapi bagi orang beriman kerinduan yang harus ada adalah kerinduan terhadap kampung akhirat, rindu tempat dimana kita akan hidup selama-lamanya disana kelak.

Rindu akan kampung akhirat berarti kita senantiasa teringat kepada pemiliknya yaitu Allahu Rabbul ’Alamin, pencipta segala apa yang ada di jagat raya kehidupan, jagat raya kehidupan dunia dan akhirat. Rindu itu tercermin dari apa yang dilakukannya ketika di dunia ini untuk senantiasa ingat kepada-Nya.

Banyak kisah hamba beriman yang mencerminkan kerinduan akan kampung akhirat, yang dilakukannya senantiasa ingat kepada Allah SWT. Seperti kisah pengembala pada zaman Khalifah Umar Bin Khattab ra. Pada saat itu Abdullah bin Dinar dan Umar Bin Khattab ra. sedang dalam perjalanan menuju Makkah, di tengah perjalanan mereka beristirahat. Tiba-tiba muncul seorang pengembala menuruni lereng gunung dan melewati mereka berdua. Umar kemudian bertanya kepada pengembala itu: ”Hai Pengembala, juallah seekor kambingmu kepada saya?”. ”Tidak, saya ini seorang budak”, jawab pengembala itu. ”katakan saja kepada tuanmu bahwa dombanya di terkam serigala”, Umar menguji. Dengan tegas pengembala itu berkata: ”Kalau begitu, dimana Allah SWT?”.

Ketika mendengar jawaban pengembala itu Umar bin Khattab ra. menangis. Kemudian Umar pergi bersama pengembala tersebut menemui tuannya, untuk dimerdekakannya. Dan umar pun seraya berkata: ”Kamu telah dimerdekakan di dunia ini oleh ucapanmu dan semoga ucapan itu bisa memerdekakanmu di akhirat kelak”.

Kisah lainnya adalah kisah ibu dan putrinya penjual susu yang juga terjadi pada zaman Khalifah Umar bin khattab ra. Ketika ibunya ingin mencampur susu yang akan dijualnya dengan air, supaya mendapatkan keuntungan yang lebih banyak, putrinya mengingatkan: ”Bagaimana jika Amirul Mukminin Umar bin Khattab ra. mengetahui?”. Sang Ibu tidak menghiraukan nasihat dari anaknya dan bersihkeras melaksanakan keinginannya itu. Dan putrinya pun kembali menasihati: ”Kalaupun Amirul Mukminin tidak melihat kita tetapi Rabb Amirul Mukminin melihat kita”.

Begitulah apa yang dilakukan oleh orang yang ada kerinduan dalam dirinya akan akhirat, mereka senantiasa ingat kepada Allah SWT. Selalu berusaha untuk menjauhi perbuatan-perbuatan dosa baik dalam keramaian ataupun dalam kesendiriannya. Kita mengenal hal itu dengan istilah Muroqobatullah atau merasakan pengawasan Allah SWT, yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat dan yang tidak pernah mengantuk dan juga tidur.

”...dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Al Hadiid:4)

”Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Qs. Al Baqarah:255)

Dengan sifat Muroqobatullah itu kita akan senantiasa ingat kepada-Nya. Dan orang-orang yang rindu akan kampung akhirat, sifat ini akan selalu dipelihara. Tentunya Muroqabatullah ini akan mengangkat derajat seorang hamba menjadi orang-orang yang Taqwa. Karena sebagaimana didefinisikan oleh sebagian ulama Taqwa adalah hendaklah Allah tidak melihat kamu berada dalam larangan-larangan-Nya dan tidak kehilangan kamu dalam perintah-perintah-Nya. Definisi Taqwa lainnya adalah mencegah diri dari adzab Allah dengan berbuat amal sholeh dan takut kepada-Nya dikala sepi atau terang-terangan.

Dan Taqwa adalah jalan untuk meraih kebahagian di kampung akhirat sana, yaitu syurga yang mengalir dididalamnya sungai-sungai. Sungguh begitu damai terasa kampung akhirat yang bernama syurga itu. Semoga kita kelak ada diantara hamba yang berada didalamnya. Amin... Ya Rabbal ’Alamin...

”Perumpamaan syurga yang dijanjikan kepada orang-orang yang taqwa ialah (seperti taman); mengalir sungai-sungai didalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.” (Qs. Ar Ra’d:35)

Wallahu a’lam bishshawab

addy.1397@gmail.com
http://addyabasalma.blogspot.com

source: www.eramuslim.com

Sunday, July 26, 2009

Rukhsah... atau 'Azimah?

Bismillahi Walhamdulillah...

Subhanallah... subhanallah... subhanallah...
'Seminar Pemantapan' yang dijalani banyak membantu meningkatkan kefahaman. Dapat bahan bedah buku 'Keakhwatan' tajuk "Aktiviti Para Sahabiyat dalam Pentas Kehidupan" dikupas oleh Ustaz A yang sangat kami hormati. Mari ku kongsi sedikit aktiviti para Sahabiyah ni...

1) Rabbatul Bait (Ibu rumahtangga), cth: Khadijah bte Khuwailid.

2) Murabiyyatul Aulad (Pendidik Anak-anak), cth: xtau nama, tapi bila suaminya akan dipenjara, suaminya menawarkan cerai agar tidak membebankannya. Tapi dia jawab, "jgn kedekut untuk kongsi pahala apa yang kamu perjuangkan". Selepas 20 tahun, suaminya pulang dan mendapati rumahtangganya tetap terpelihara dan anak-anaknya membesar menjadi pejuang sepertinya. Subhanallah...

3) Al-Baitul Baaratu Biwalidaiha (Anak yang berbakti pada orangtuanya), cth: Fatimah Bte Muhammad.

4) Toolibul 'Ilmi (Penuntut Ilmu), cth: Aisyah bte Abu Bakar

5) Al-Qooiamtu Binnasyathil Ijtimai' (terlibat dengan aktiviti sosial)

6) Al-Qooimatu Binnasyathil Iqtisodi (terlibat dgn aktiviti ekonomi)

7) Al-Qooimatu Bittamridh (terlibat dengan kejururawatan)

8) Al-Qooimatu Binnasyatid Da'awiy (terlibat dgn aktiviti dakwah)

9) Al-Qooimatu Binnasyatis siyaasi (terlibat dgn aktiviti politik)

10) Al-Qooimatu Bimusa'adati Jaishul Muslimeen (terlibat dgn pembentukan pasukan Muslimeen)

11) Al-Qooimatu Biqhitaalil Musyrikeen (terlibat dlm peperangan dgn kaum musyrikin)

12) Al-Qooimatu Bittamriidhi fi medanil Jihaad (terlibat dlm keperawatan di medan jihad)

Subhanallah... aku hampir menangis mendapat tajuk ini. Walaupun dibentang dengan cara 'biasa-biasa' sahaja, tapi ruh itu mengalir dlm degupan jantung. Menusuk ke hati, bila memikirkan kelemahan dan banyaknya alasan aku dalam berdakwah. Astaghfirullah... banyak lagi hak-hak yang tak tertunai. Ntah aku dah sampai tahap mana???

Akhi A juga membentang sekali tajuk "Al-Jiddiyah" = keseriusan/kesungguhan. Ciri kelima Al-jiddiyah ialah MENGATASI HALANGAN ATAU KEUZURAN. Boleh dilihat dlm kisah Amru bin Al-Jamuh r.a ingin keluar berjihad, lalu dihalang oleh anak-anaknya kerana ia cacat. Lalu Rasulullah SAW memberitahunya dia boleh mengambil rukhsah, tetapi ia menjawab, "Mudah-mudahan aku dapat melangkah ke syurga dengan kakiku yang cacat ini"...

Subhanallah, begitu seklai kecintaan para sahabat terhadap jihad fi sabilillah. Mereka begitu kuat untuk mengambil 'azimah (yang berat) walaupun diberi kebenaran untuk mengambil rukhsah ( keringanan). Aku teringat kes rukhsah dalam buku Manhaj Haraki (Ya Ukhti beloved NHHZ, plz return my book ya), penulis buku tersebut menerangkan bahawa rukhsah ini hanya boleh dibuat oleh orang-orang lemah. Adapun bagi orang-orang yang kuat/pemimpin, pengambilan rukhsah hanya akan menjadikan saf dakwah bertambah lemah dengan berkurangnya tsiqah ahli bawahannya.

Gedebuk! kene kat aku sekali... Final Year Projek, bahang kesibukannya makin terasa. Ditambah lab report yang bersambung setiap minggu... projek-projek dakwah semakin bertambah, loading-loading... (Huhu..xmahupun mengeluh), bahkan aku sangat bersyukur kerana aku kini disibukkan dengan banyak perkara kebaikan. Alhamdulillah... Mutarobbi dari berbagai medan dan berbagai ragam yang dahagakan sentuhan tarbiyah... Amanah-amanah ini perlu dijalankan sebaiknya tanpa 'mencederakan' sedikitpun bahagian-bahagian kecil yang lain.

Tak mengapalah... jika yang lain mahu mengambil rukhsah, biarlah aku yang mengambil 'azimah... Mardhatillah faqath.

Minta doa dari semua supaya Allah mengikhlaskan dan mengistimrarkan aku di jalan yang dicintai Rasulullah SAW dan para sahabat ini...

Mungkin para pembaca sangat pelik. Mengapa dlm blog ini, aku banyak memberi pendekatan yang 'berat2' tentang dakwah. Nak bgtau, aku bukan penganalisa yang baik, bahkan penulisanku tentang isu semasa adakalanya banyak merapu. Tetapi, alhamdulillah Allah memberiku kelebihan dalam bab 'semangat berdakwah' yang tinggi. Subhanallah, jgn tanya dari mana aku dapat. Itu kurniaan Allah, dan aku sgt bersyukur dan berharap kelebihan itu dapat dikongsi bersama pembaca yang lain. Biarlah pembaca dapat pengisian tntg ilmu dari blog2 hebat yang lain. Tapi bagiku, pengisian ilmu sahaja tidak cukup jika tidak disertai dengan pengamalan.

Tapi salah juga kalau berdakwah hanya berdasar semangat sahaja. Ruh juga perlu diisi dan dipantau. Itulah kepentingan halaqah dalam pentarbiyahan diri. Diri dipantau dan diberi 'guide' untuk menjadi mukmin yang muslih. Ya, aku & akhawatku bukan orangnya yang pandai berbahas ilmu fiqh, ilmu aqidah, etc... tapi kami sedaya upaya memperbaiki kelemahan dalaman kami secara perlahan-lahan. Kurang ilmu, yes, kami pergi menuntut ilmu kerana itu memang kewajipan kita sebagai da'ie.

Dalam bab 'label-melabel'... dah takda kerja lain? Banyak lagi kerja dakwah, banyak lagi ummat yang perlu ditarbiyah. Di sana-sini akhlak masyarakat makin koyak. 'Mereka' pula asyik berbalah sesama sendiri siapa salah, siapa betul. Aduhai du'at. Janganlah terpedaya dengan gelaran dai'e yang kalian pegang. Tiada siapa yang sempurna di dunia ini. Berdakwahlah... berdakwahlah... berdakwahlah dengan manhaj Rasulullah SAW yang benar. Berdakwah dengan hikmah, bukan emosi. Berhati-hati dengan kata-kata dan berlaku lembutlah dengan siapa pun. Masalah takkan pernah selesai jika dipandu emosi.

Selak helaian-helaian Al-Qur'an setiap hari beserta terjemahannya. Moga-moga hati kita bertambah kecintaan kepada Allah, bertambah kejernihan hati dan menghayati makna As-Syahadatain yang kita ikrarkan setiap hari.

(QS 2:186)

Peringatan buat diri sendiri juga.

Wassalam

Thursday, July 16, 2009

We Will not Go Down



Album :
Munsyid : Michael Heart
http://liriknasyid.com


A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they’re dead or alive

They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who’s wrong or right

But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

_________________________________________________________

Baru terdetik hati nak download lagu nih. Teringat masa kat kL, masa terperangkap dlm jam yang menyesakkan, lagu ni keluar kat IKIM dan membuat aku cukup tersentuh dan bermuhasabh diri. KIta ni hari-hari 'down' sebab masalah peribadi yang sampai bila-bila pun xkan settle. Tapi Palestinian tu xda masa nak fikir masalah peribadi sebab hari-hari dok fikir pasal jihad...camna nak bebaskan tanah suci tercinta dari cengkaman zionis yang kejam.

Subhanallah... hari-hari sebagai student tahun akhir baru terasa bahangnya. Menjadi antara akhwat 'senior' yang memegang amanah, dicampur urusan akademik yang tak pernah ada surutnya. Tidur tak menentu sebab nak siapkan keje secepat mungkin. Bak kata Ukhti Nisak, "Mesti siapkan keje cepat2 sebab kita ada banyak lagi urusan dakwah yang perlu diuruskan...". Heh, ini hujah yang diberi bila kami menegurnya atas kebiasaannya memecut setiap kali memandu. Ukhti Aisyah pula kata, "Ah, tidur je.Tak payah nak fikir2..." jawapan yang lucu buat akhwat yang kecut perut setiap kali ukhti Nisak memecut. =D

Apalah yang Palestinians tgh buat sekarang...?

.......

Saturday, July 11, 2009

Profile pohon Toyyibah

oleh: alquds

Pernahkah sesekali kita mengambil masa walaupun hanya seketika untuk mentadabburi keindahan alam ciptaan Allah yang Maha Perkasa ini? Adakah kita mensyukuri dan mengambil iktibar dari apa yang telah dijadikan oleh Allah di sekeliling kita?

“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan penggantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berakal, iaitu orang-orang yang mengingati Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka” ( QS 3: 190-191)

Teringat kata-kata seorang akhwat ketika kami sedang menuruni sebuah gunung di negeri Sembilan. Ketika kami berehat melepaskan lelah, ukht ini memberikan sedikit taujih.

” Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya menjulang ke langit, (pohon itu) menghasilkan buah pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya, dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat.” (QS 14:24-25)

Apakah pengajaran yang kita boleh ambil dari ayat diatas? Bagaimana Allah memperingatkan kita dengan ayat itu. Sangat jelas apa yang diperumpamakan oleh Allah. Cuba kita gambarkan sebatang pohon yang akarnya menghunjam kuat ke tanah (mencengkam), batangnya menjulang ke langit dan sentiasa berbuah pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Bayangkan buah itulah yang menjadi rezeki kepada haiwan mahupun manusia. Sangat besar jasa pohon itu. Mungkin jua akan menjadi naungan manusia ketika waktu panas ataupun hujan..

Cuba kita kaitkan diri kita dengan pohon itu... Bagaimana gambaran seorang mukmin itu digambarkan sebagai seseorang yang mempunyai akidah yang kukuh tertancap di dalam jiwanya, keimanan yang jitu yang memandu arah hidupnya, hatinya yang benar-benar ikhlas dalam rangkanya mencari redha Allah dan sentiasa menampilkan akhlaqul kharimah kerana dirinya benar-benar tercelup dengan ayat-ayat Allah.. Apakah perkaitan sebenarnya antara seorang mukmin itu dengan pohon itu?

Akidahnya yang tertancap kukuh di dalam jiwanya kita boleh kaitkan dengan kekuatan akar yang mencengkam di dalam tanah. Apakah fungsi akar itu? Selain dari mengcengkam tanah untuk menstabilkan pohon itu dan mengelakkannya dari tumbang, akar ini juga berfungsi untuk menyerap air dan nutrien yang ada di dalam tanah. Dengan adanya air dan nutrien yang mencukupi, ia akan dapat membantu tumbesaran pohon itu. Apa fungsi akidah yang benar-benar kukuh dalam jiwa kita? Akidah inilah yang akan mengakui bahawa tiada Ilah yang akan kita sembah melainkan Allah, mengakui kebesaran Allah. Akidah ini jugalah yang akan membentuk peribadi seseorang itu. Selain itu, dengan keimanan yang benar-benar jitu, inilah yang akan memandu kehidupan seseorang mukmin itu. Di mana dengan iman yang kukuh dan mendasar di dalam jiwa seseorang muslim akan dapat membantu menepis godaan duniawi yang sentiasa berlegar-legar disekelilingnya.. begitu juga dengan pohon itu, akarnya yang mencengkam kuat itu membantu dari mengelakkannya tumbang apabila ditiup angin yang kencang.

Pada sebatang pohon itu pasti akan terdapat batang yang berfungsi untuk menstabilkan dan menguatkan pohon tersebut. Seorang mukmin itu juga mempunyai kekuatannya sendiri melalui ibadah wajib yang dikerjakan sehari-harian tanpa ada rasa jemu dan keluh kesah. Ia menjadi tunjang dalam kehidupan seseorang insan itu. Ia banyak membantu diri seseorang itu untuk berdiri teguh dan membantu kekuatan iman itu. Dan pada pohon itu terdapat dahan-dahan yang mana buahnya akan tergantung disitu.. Itulah gambaran ibadah-ibadah sunat yang akan jadi penyokong kepada ibadah wajib kita. Ia membantu untuk menguatkan lagi diri dan dalaman seseorang itu. Kenapa kita perlu melakukan amalan-amalan harian secara istiqomah seperti qiamulail, berzikir, tilawah al-Quran dan lain-lain? Ini kerana ibadah-ibadah sunat inilah yang akan memampung kekurangan yang ada pada ibadah wajib kita. Dan hasilnya akan lahirlah akhlaqul kharimah iaitu akhlak yang mulia terbias dari iman, amal dan hatinya yang bersih...

Dan begitu juga pohon itu, pasti ia akan menghasilkan buah yang manis... Pohon sabar itu buahnya akan merasa manis. Maka sifat sabar dan teliti sangat perlu ada dalam diri seseorang mukmin itu..

Pada pohon itu terdapat dahan-dahan dan daun-daun. Walaupun daun itu sudah berguguran ke tanah tetapi tetap ada peranannya juga. Daun-daun yang gugur itu akan mereput dan menjadi baja yang akan memberikan nutrien kepada tanah itu. Dan ketika daun-daun itu berada di ranting-ranting, ia akan menjalankan proses fotosintesis. Bagaimanakah dengan diri kita? Adakah kehadiran kita di dunia ini memberi manfaat kepada orang lain? Apakah sumbangan kita kepada Islam yang amat kita cintai ini. Persoalan seperti ini sepatutnya kita ajukan kepada diri kita, insan yang lemah dan sentiasa memerlukan kekuatan dari Allah. Sebenarnya erti hidup ini adalah apabila kita banyak memberi kepada orang lain. Maka sangat wajarlah kita merasai kesusahan untuk membahagiakan hidup orang lain.

Dan pada pengakhirannya, sekuat manapun pohon itu, apabila sudah sampai masanya pasti ia akan menyembah bumi. Begitulah aturan Allah.

”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS 3:185).

Begitu juga seorang manusia, terkenal manapun dirinya, suatu hari nanti pasti Allah akan mengambil nyawa kita. Jadi bagaimanakah persiapan kita untuk berjumpa dengan Allah? Sudahkah kita mempersiapkan diri kita? Apakah bekal yang kita akan bawa nanti. Semoga kita sentiasa mempersiapkan diri kita untuk berhadapan dengan Allah nanti.. Semoga kita juga menjadi umat yang terbaik seperti yang difirmankan oleh Allah.

”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS 3:110)

Cuba kita fikirkan, bagaimana jika akar itu tidak kuat? Pasti bila-bila masa sahaja pohon itu akan tumbang...Begitu juga dengan diri kita. Kekuatan iman itu amat penting untuk diterapkan dalam diri kita... Keimanan kitalah yang akan memandu diri kita sama ada kita akan memilih persimpangan kehidupan, yang mana satukah kita akan pilih, sama ada jalan kebaikan atau jalan kejahatan. Biarlah diri kita dipandu oleh wahyu Allah bukannya dipandu oleh nafsu... jagalah amalan-amalan kita, luruskan niat selalu, kerana keikhlasan itu tadaik mampu diukur dengan apa pun... hanya Allah sahaja yang mengetahui sejauh mana kita ikhlas... setiap dari kita lahir dengan potensi yang kita tidak sangka-sangka... Cuba galilah potensi yang ada dalam diri kita demi membantu kebangkitan semula Islam...

Mari kita sama-sama hayati kata-kata as-Syahid Imam Hassan al-Banna, ” orang yang tidak memiliki sesuatu maka tidak bisa memberikan kepada orang lain”>
Ambillah pengajaran dari apa sahaja ciptaan Allah di atas muka bumi ini. Walaupun ianya hanya sebutir pasir .....

source: www.halaqah-online.com

Friday, July 10, 2009

Taubatnya Ikrimah bin Abu Jahal

oleh Mashadi

“Ketika Nabi Shallahu alaihi wa sallam memasuki kota Makkah, “Ikrimah berkata : “Sungguh saya tidak mau tinggal di bumi di mana saya melihat seorang pembunuh Abu Hakam(Abu Jahal)”, ucapnya. Kemudian, ia berangkat menyeberangi laut pergi ke mertuanya dan mengajak istrinya.

Namun, isterinya menolak, dan isterinya menemuinya, seraya mengatakan : “Kemana kamu akan pergi wahai penghulu pemuda Quraisy? Engkau akan pergi ke negeri yang tidak kamu ketahui”, tanya isterinya. Ikrimah tidak mau mendengarkan dan tidak peduli dengan isterinya.
Dari Abdullah bin Az-Zubair radhiyallahu anhu diriwayatkan, “Ketika hari penaklukkan Makkah, Hindun binti ‘Utbah masuk Islam, dan masuk Islam juga Ummu Hakim binti al-Haritz bin Hisyam isteri Ikrimah diikuti sebanyak sepuluh wanita Quraisy.

Kemudian, mereka mendatangi Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam. Ketika mereka berada di al – Abthah, mereka berbai’at (janji setia) kepada beliau, lalu masuk rumah beliau, ketika itu ada kedua isteri beliau, puterinya Fatimah, dan beberapa wanita dari Bani Abdul Muthalib.
Maka Hindun binti ‘Utbah berkata, “Wahai Rasulullah, segala puji bagi Allah yang telah memenangkan agama yang dipilih-Nya, agar aku mendapatkan kasih sayangmu, wahai Muhammad, sesungguhnya aku ini seorang wanita yang beriman dan percaya kepada Allah.
Kemudian, ia membuka cadarnya dan berkata, “Hindun binti ‘Utbah”. Maka Rasulullah Shallahu alaihi wa salam, bersabda, ‘Selamat atas kedatanganmu’. Lalu, Hindun berkata, “Demi Allah, wahai Rasulullah tiadalah orang yang tinggal ditenda diatas bumi ini yang lebih saya cintai, selain tenda-tendamu ini.

Sungguh, tiadalah penghuni tenda diatas bumi yang dapat menyenangkan hatiku, selain penghuni tendamu”. Kemudian, Rasulullah bersabda , “Dan Ziyadah juga”. Selanjutnya, Rasulullah membacakan ayat al-Qur’an kepada mereka , dan membai’at mereka.
Ummu Hakim, isteri Ikrimah berkata, “Wahai Rasulullah, Ikrimah telah melarikan diri dan menuju Yaman. Ia takut engkau bunuh, maka berilah ia jaminan keamanan”. Maka, Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam berkata, “Dia berada dalam jaminan keamananku”.

Selanjutnya, Ummu Hakim mencarinya, dan ia dapatkan sudah di pantai Tihamah, maka awak perahunya berkata kepada Ikrimah, “Selamatkan dirimu”. Ikrimah bertanya, “Saya harus berkata apa?”. Katakan, “Tiada Tuhan selain Allah”. Ikrimah berkata, “Tidaklah kami melarikan diri kecuali dari hal ini”.

Maka, datanglah Ummu Hakim dengan menyampaikan berita Rasul dengan mengatakan, “Wahai putera pamanku, aku datang kepadamu dari orang yang paling utama, orang yang paling baik, dan sebaik-baik manusia, engkau tidak akan binasa, sungguh saya telah meminta pada Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam jaminan keamanan untukmu”. Ikrimah bekata, “Telah engkau lakukan”. “Ya, saya telah meminta kepadanya, dan ia memberi jaminan keamanan untukmu”, jawab isterinya, Ummu Hakim.

Saat itu Ikrimah mengajak isterinya bersenggama, tetapi isterinya menolak, seraya bekata, “Engkau masih kafir dan saya sudah menjadi muslimah”, ucap Ummu Hakim. Ikrimah bekata, “Sesungguhnya sesuatu yang menghalangimu dariku adalah sesuatu hal yang besar”.
Ketika Nabi Shallahu alaihi wa sallam melihat Ikrimah, beliau melompat padanya tanpa memakai selendangnya, karena senang dengan keislaman Ikrimah. Kemudian Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam duduk dan Ikrimah dihadapan beliau bersama dengan isterinya dengan mengenakan cadar. Lalu, Ikrimah berkata, “Sungguh aku bersaksi, bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya”. Rasulullah senang sekali dengan keislaman Ikrimah ini.

Maka, beliau bersabda, “Asyhadu Allaa ilaaha Illallah wa Asyhadu anna Muhammadan Abduhu Rasuuluh”. Ikrimah bertanya ,”Kemudian apa lagi”. Beliau Shallahu alaihi wa sallam, berkata, ‘Aku persaksikan pada Allah dan aku persaksikan pada orang yang hadhir disini, bahwa aku adalah seorang muslim Muhajir”.

Ikrimah berkata, “Sesungguhnya aku memintakan ampun untukku dari segala permusuhan yang pernah aku lakukan padamu, atau perjalanan untuk memerangimu, atau suatu medan di mana aku bertemu dengan mu, atau ucapanku yang mencaci maki dihadapanmu, atau disaat kamu tidak ada”, ucap Ikrimah.
Maka, Rasulullah berdo’a, “Ya Allah, ampunilah dia dari segala dosa permusuhan yang ia lakukan padaku, dan setiap langkahnya yang hendak memerangiku untuk memadamkan cahaya agama-MU, dan ampunilah dari segala dosa penghinaan dihadapanku atau di saat aku tidak ada”.

Sejak itu, Ikrimah, berkata, ‘Saya puas. Demi Allah, wahai Rasullullah, tidaklah saya memberikan hartaku untuk menghalangi perjuanganmu, kecuali hari ini saya akan melipatgandakan hartaku untuk mendukung perjuanganmu di jalan Allah. Kemudian, saya akan berjihad sampai saya terbunuh”. Abdullah bersaksi, “Ikrimah senantiasa terus berjuang di jalan Allah sampai terbunuh. Semoga Allah selalu memberikan rahmat-Nya”.

Ketika terjadi perang Yarmuk, Ikrimah berjalan kaki, diterik matahari padang pasir, maka Khalid bin Walid, bekata padanya, “Jangan kau lakukan itu. Sesungguhnya bencanamu terhadap umat Islam masih masih parah”. “Biarkan aku berjalan wahai Khalid! Sesungguhnya, engkau lebih dahulu masuk Islam, dan bersama-sama dengan Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam”, ucap Ikrimah. Saat itu, Ikrimah bertempur dengan sangat dahsyat, sampai ia terbunuh, dan pada diri Ikrimah terdapat tujuh puluh lebih tikaman, pukulan dan anak panah.

Abdullah bin Mush’ab berkata, “Saat perang Yarmuk telah mati syahid al Harits bin HIsyam, Ikrimah bin Abu Jahal, dan Suahil bin Amr. Sebelum meninggal, mereka diberi air, sambil tergeletak. Namun, mereka saling menolak dan meminta agar diberikan kepada yang lain. Seraya berkata, “Berikan minuman ini pada si fulan, sehingga mereka sama-sama meninggal, dan belum sempat meminumnya”.

Abdullah berkata, “Ikrimah meminta air, namun ia melihat Suhail memandangnya, maka ia berkata, “Berikan kepadanya”. Namun, Suhail melihat al-Haritz sedang memandangnya, maka ia berkata, “Berikan kepadanya”. Sampai semuanya meninggal, dan belum ada yang meminum air itu. Wallahu ‘alam.

copied from : http://www.eramuslim.com/
 

Text