Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Blogger Template From:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Showing posts with label news outbreak. Show all posts
Showing posts with label news outbreak. Show all posts

Saturday, August 08, 2009

Innalillahi, Ahmadinejad Menghina Dua Sahabat Rasul!




Di tengah eforia kemenangannya dalam pemilu Iran yang baru saja digelar, Ahmadinejad sebelumnya mengeluarkan pernyataan yang terang-terangan menghina dua orang sahabat Rasulullah Muhammad saw.

Kecaman dan hinaan Ahmadinejad itu—lebih gila lagi—disampaikan dalam sebuah acara televisi secara langsung di Shabaka 3, saluran televisi Iran, hanya beberapa hari sebelum pelaksanaan pemilu Iran.

Seperti yang diketahui, Iran yang berbasis Syiah ini—salah satu aliran Islam yang dianggap menyimpang—sudah sejak lama mempersempit ruang gerak para jamaah ahli Sunnah (kaum Sunni). Di bawah kepemimpinan Ahmadinejad, bahkan para jamaah Sunni mengalami penderitaan yang belum pernah dialami sejak Revolusi Rafidi Khomeini.

Dalam acara itu, Ahmadinejad dengan lugas mengatakan bahwa Talhah dan Zubair adalah dua orang pengkhianat. “Talhah dan Zubair adalah dua orang sahabat Rasul, tapi setelah kepergian Rasul, mereka berdua kembali kepada ajaran sebelumnya dan mengikuti Muawiyah!”

Padahal dalam sejarah, Talhah dan Zubair, dua orang sahabat Rasul itu, tak pernah bertempur dengan Muawiyah, karena keduanya meninggal lama sebelum peperangan Jamal di tahun ke-36 kekhalifahan Islam di mana Muawiyah menjadi rajanya.

Pernyataan Ahmadinejad ini sudah jelas kemana arahnya, yaitu membuat sebuah perbandingan atas sahabat Rasul dulu dengan kejadian politik saat ini di Iran—berkaitan dengan rivalnya Mousavi. Sebelumnya, Ahmadinejad sudah sangat sering menghina sekitar 15 juta penganut Sunni di Iran. Bahkan, pendahulu Ahmadinejad, Rafidi menghina dan menganggap remeh alias menyepelekan 90% Muslim seluruh dunia.

Namun demikian, masih banyak juga pihak atau pengagum Rafidi dan pengingkar sahabat Rasul lainnya seperti Ahmadinejad ini. Mereka adalah orang yang tidak menyadari gerakan Syiah atau mereka yang tak mau memahami rejim 12 Imam ini yang merupakan musuh terbuka terhadap para sahabat Rasul. (sa/alqimmah/sunni-news/ayandenews)

source: www.eramuslim.com


Saturday, January 24, 2009

Tentera Israel Masih Tembaki Gaza

Meski menyatakan gencatan senjata dan mundur dari Jalur Gaza, Israel masih melakukan serangan terhadap warga sipil Gaza. Hari ini, sebuah kapal motor Israel di lepas pantai Gaza melepastkan tembakan terhadap warga sipil Palestina. Akibat tembakan itu, seorang lelaki dan remaja perempuan di Gaza mengalami luka-luka.

Dr. Moaiya Hassanain, seorang dokter di Gaza mengunkapkan, sebuah kapal motor Israel yang berada di lepas pantai Gaza menembakkan sebuah mortir ke sebuah rumah di kamp pengungsian yang berada di pesisir pantai. dan korban adalah pejalan kaki yang terkena ledakan mortir tersebut.

Situasi Gaza pasca gencatan senjata dan penarikan mundur pasukan Israel, belum sepenuhnya aman karena kapal-kapal motor Israel di lepas pantai Gaza masih sering melepaskan tembakan ke arah warga Gaza dan Israel masih menutup semua perbatasan ke Jalur Gaza.
Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak juga mengancam bahwa Israel tidak segan-segan untuk melakukan serangan lagi ke Jalur Gaza jika dianggap terpaksa. (ln/prtv)


www.eramuslim.com

Sunday, January 18, 2009

Teruslah Turun Ke Jalan!


Ulama kawakan Syeikh Yusuf Qardawi menyerukan umat Muslim seluruh dunia mulai dari Maroko sampai Indonesia mempunyai tanggung jawab terhadap Jalur Gaza, terutama pada saat sekarang ini.

“Dukungan kepada rakyat Palestina merupakan bagian dari tugas seorang muslim, sesuai dengan kemampuannya. Tanpa terkecuali.” ujarnya dalam sebuah sambutan aksi mendukung Palestina di Doha, Qatar.

Beliau pun menyerukan agar umat Muslim jangan sampai berhenti melakukan aksi demonstrasi ke jalan. Qardawi pun menyoroti para pemimpin negara Arab yang sudah kehilangan nyali untuk melakukan tindakan nyata terhadap Israel. Lebih lanjut, Qardawi memberi semangat agar rakyat Palestina dan Hamas jangan sampai menyerah dengan cara apapun. “Kami semua terus bersama Palestina, dan kami pastikan bahwa kami tidak akan pernah meninggalkan kalian, para pejuang Hamas dan rakyat Palestina.”.

Terakhir, Qardawi meminta semua umat Islam agar senantiasa berdoa untuk rakyat Palestina, dan mendonasikan apa yang mereka bisa. “Supaya rakyat Gaza tidak merasa bahwa mereka sendirian dalam perang melawan penjajah Israel ini!” (sa/ikhwanweb)

www.eramuslim.com

Wednesday, April 02, 2008

A Qur'anic Perspective on Terrorism (El-Sayed M. Amin)

Terrorist attacks that have taken place in the past few years, including 9/11, 7/7, and the latest attacks in Glasgow, have been always linked with Muslim suspects, which makes some people think that Islam is a religion that supports terrorism or even calls for it.

There is a strong controversy about the relation between Islam and terrorism; some people say that terrorism has its roots in the Qur'an while others say that the Qur'an has nothing to do with terrorism. With this, the truth is lost between both exclusivists and apologists.
The root word "r h b" and its linguistic derivatives, which are the Arabic equivalents denoting a very literal translation to the words "terrorize" and "terrorism," have been mentioned seven times in the Qur'an.

Out of these seven occurrences, there is only one occurrence denoting the use of force.
God says in the Qur'an what means,
{Against them make ready your strength to the utmost of your power, including steeds of war, to strike terror into (the hearts of) the enemies of Allah and your enemies and others besides whom you may not know, but whom Allah does know. Whatever you shall spend in the cause of Allah, shall be repaid unto you, and you shall not be treated unjustly.}(Al-Anfal 8:60)

Checking many of the classical and modern books of Qur'anic commentaries, you can easily find that none of the other six occurrences has any relation to the use of force or terrorizing innocents.

To the contrary, all of them refer to fearing God, supplicating to Him humbly while hoping His reward and fearing His punishment. The cited verse of Surat Al-Anfal calls upon Muslims to prepare different forms of deterrence in anticipation for those with whom they are at enmity, in case the enemy attacks all of a sudden.

The verse is cited in the context of Surat Al-Anfal, which began with reference to the first battle fought between Muslims and the polytheists of Makkah (i.e. the Battle of Badr) as if God is telling Muslims at that time to be ready for facing their enemies by preparing all the war logistics in case they are forced to confront the enemy.

According to commentators like late Sheikh Ash-Sha`rawi, the "preparation of force" referred to in the above verse doesn't mean that Muslims should adopt the wait-and-see approach to see how events will develop. Rather, they should be ready to face their enemies in case they are attacked.

Thus, the verse refers to the fact that Muslims' deterring force should be present both in war and peace times alike. In addition, being equipped with power and necessary war logistics doesn't necessarily mean using power aimlessly and haphazardly to terrorize the innocents.
This may explain why Prophet Muhammad advised his Companions on the night of the Battle of Badr saying, "Don't ever wish to meet the enemy, but if you are forced to do that, then be patient" (Al-Bukhari).

That saying of Prophet Muhammad indicates that facing the enemy should never be an aim in itself, but if Muslims are put in a situation where they have to fight those who transgress against them, they should endure with patience.

Therefore, the above verse reveals the following facts:


1. Muslims are faithful to their agreements at war times and peace times. This can be easily understood if we study some verses before and after this verse.

2. Islam orders Muslims to equip themselves with the necessary power to face their enemies in case they attack them.

3. There is a big difference between power preparation, which denotes self-equipment for possible future attacks, and the real application of power in a purely civil context, as power in this case will turn into uncivilized behavior causing harm for others, which is totally forbidden in Islam.

4. The verse urges Muslims to materially and psychologically demonstrate that they are not a weak force in order for their enemies to think twice before attacking them.

5. The verse is a call for what may be termed as "armed peace." Thus, it is an indirect call for peace because when Muslims are powerful, their enemies will decline from attacking them.

6. "Power" referred to in the above verse is a generic term denoting all kinds of materialistic, psychological, technological, etc., powers.

7. The verse aims at terrorizing the enemy and it doesn't mean terrorizing innocents in any way.

So it is clear that the quoted Qur'anic verse prohibits attacking civilians as they are not a targeted enemy. Even at war times, Islam prohibits fighting those who do not fight, let alone the non-combating women, children, old-aged, handicapped, and rabbis and saints in their places of worship.


There are two interchangeably used correlations in today's media: Muslim terrorists or Islamic terrorists, which indicates ignorance of the true teachings of Islam.
Islam is not the religion of terrorism. Rather, it is the religion of positive pacifism in the full sense of the word. It is a universal call for peace. It abhors and prohibits attacking others unjustifiably out of hate and revenge whether this is done by a Muslim or a non-Muslim.

God says in the Qur'an what means,
{And do not make mischief in the earth after its reformation, and call on Him fearing and hoping; surely the mercy of Allah is nigh to those who do good (to others).}(Al-A`raf 7:56)

Terrorism: Punishable Crime
The first community to expose and condemn terrorist attacks should be the Muslim community. This is simply because disseminating mischief in the land through terrorist acts is a strongly punishable crime in Islam.

God has referred to the punishment of those who commit these horrible crimes saying,
{The punishment of those who wage war against Allah and His messenger and strive to make mischief in the land is only this, that they should be murdered or crucified or their hands and their feet should be cut off on opposite sides or they should be imprisoned; this shall be as a disgrace for them in this world, and in the hereafter they shall have a grievous chastisement.}(Al-Ma'idah 5:33)

This is the punishment prescribed by Islam for those who destabilize the society and deny people their right to tranquillity. Right before this verse is another one that considers the killing of a single human being, regardless of race, faith, or geographical location as an annihilation to all members of the human family.
{Whosoever kills an innocent human being, it shall be as if one has killed all humankind, and whosoever saves the life of one, it shall be as if one has saved the life of all humankind.}(Al-Ma'idah 5:32)

Terrorism has become an international phenomenon and people of all faiths have to join hands to remove its causes and punish its perpetrators.

El-Sayed Amin is currently a PhD candidate in Islamic studies at the University of Birmingham, UK. He is also a lecturer at the Islamic Studies Department in English at Al-AzharUniversity. Amin formerly worked as a Shari`ah editor at IslamOnline.net where he used to write articles on Islam and its relation to other religions. He can be reached at: EMA625@bham.ac.uk.

source : http://www.islamonline.net/


Global Think

Hidayat, "Fitna" Buka Luka Lama Indonesia Atas Penjajahan Belanda
Sabtu, 29 Mar 08 05:40 WIB


Film 'Fitna' buatan anggota parlemen Belanda Geert Wilders yang sangat anti terhadap Islam dan Al-qur'an dapat mengorek luka lama masyarakat muslim di Indonesia, yaitu penjajahan selama 3, 5 abad yang pernah dilakukan Belanda terhadap Indonesia.
"Seharusnya Belanda paham betul bahwa mereka tidak perlu menambah ataupun mengorek luka lama lagi. Mereka harus belajar dari penjajahan yang mereka lakukan. Sudah seharusnya Belanda berpihak kepada kemanusiaan, " kata Ketua MPR Hidayat Nurwahid kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (28/3).
Hidayat mensinyalir film berdurasi 15 menit itu ditujukan untuk memprovokasi dan mengadu domba antar agama di dunia. Tapi bisa saja, film ini hanya ditujukan untuk mencari sensasi belaka.
"Saya sepakat dengan Pak Hasyim (Ketua PBNU), menyesalkan adanya film itu. Saya juga meminta agar tidak diputar, karena akan menimbulkan masalah yang tidak perlu, " pungkasnya.
Lebih lanjut Ia mengatakan, pemerintah Belanda harus bersikap tegas terhadap film itu, dan tidak berlindung di balik kebebasan berekspresi yang menyinggung dan mendiskreditkan nilai-nilai agama.
Hidayat meminta agar pemerintah Belanda untuk menghentikan peredaran film fitna. "Kita minta film itu tidak diputar lagi, karena justru akan menjadi fitnah bagi umat Islam, " imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai, peredaran film yang menghina umat Islam ini, menunjukkan sikap barat tang tidak siap berdemokrasi.
"Film ini menunjukkan sikap barat yang tidak siap berdemokrasi dan ternyata barat tidak sungguh-sungguh mengembangkan demokrasi yang selalu didengung-dengungkannya, " katanya.
Karenanya, PP Muhammadiyah menolak penanyangan film yang telah merusak kebebasan berekspersi, menghina dan mendiskreditkan Islam itu.(novel)

source : http://www.eramuslim.com/



Dutch Jews Blast Anti-Qur'an Film

CAIRO — The main Jewish organization in the Netherlands has condemned a controversial documentary by far-right MP Geert Wilders for portraying Muslims as enemies of Jews, Israel's Haaretz reported on Sunday, March 30.
The Central Jewish Board accused the 15-minute film of "generalizing" about suggesting that Muslims hate Jews and want to kill them, blasting it as "counterproductive".
Wilders, the leader of the far-right Freedom Party, posted a controversial anti-Qur'an documentary on a video-sharing website on Thursday, March 27.
The documentary, entitled "Fitna" – an Arabic word for sedition or strife – shows preachers calling for the killing of Jews with photos of demonstrators praising Nazi leader Adolf Hilter.
It also intersperses images of the 9/11 attacks and the 2004 Madrid train bombings with verses from the Qur'an.
The Dutch Jewish group accused Wilders of trying to "polarize Dutch society," warning this would not help fight extremism.
Last month, a galaxy of prominent Muslim scholars and interfaith experts issued an open letter for the world's Jewish community calling for a dialogue to improve relations between Jews and Muslims who have common ground of shared beliefs.
Muslims make up one million of the Netherlands’s 16 million population, mostly from Turkish and Moroccan origin.

Discord
The offensive anti-Qur'an film continues to draw worldwide condemnation.
"Like leaders in the Muslim world and in Europe, I strongly reject the ideas contained in the film and deplore its release," said Australian Foreign Minister Stephen Smith.
"It is an obvious attempt to generate discord between faith communities.
"In Australia we believe in the right to freedom of expression but we don't believe in abusing that right to incite racial hatred."
Europe's 27 foreign ministers also rejected the documentary.
"Ministers expressed their full support for the position taken by the Dutch government in rejecting Wilders' opinions on Islam," they said in a statement.
"The film equates Islam with violence and this view is sharply rejected.
"The vast majority of Muslims reject extremism and violence."
The Dutch government has reportedly distanced itself from Wilders and tried unsuccessfully to convince him not to broadcast the film.
Major Dutch businesses have threatened to sue Wilders over any possible Muslim economic boycott.

source: http://www.islamonline.net/

Sunday, January 06, 2008

Ibnatu Dakwah

Subhanallah.Aku sangat terkesan dengan berita ini...walaupun dah lama. Moga jadi pemicu semngat kita untuk terus berbakti fi sabilillah!!!
p/s:Kurang-kurangkanle fikir hal 'sepele'.

Wanita Bercadar Tiba-tiba Datang Menyerahkan Perhiasan Kepada Pemerintah HAMAS
Senin, 17 Apr 06 11:04 WIB

Zionis Israel, AS dan Eropa sedang giat-giatnya menyumbat semua bantuan untuk pemerintahan Palestina. Sementara sejumlah pihak dalam negeri Palestina pun tengah memunculkan kendala besar bagi kelangsungan pemerintahan yang kini dipimpin oleh Hamas. Situasi itulah yang mendorong seorang wanita Muslimah Palestina memberikan sumbangsih bagi kelangsungan negara mereka. Ia mengumpulkan beragam perhiasan emas untuk kemudian diserahkan kepada pemerintah, sekedar untuk membantu meringankan beban amanah dan membuktikan kesetiaannya menghadapi rongrongan orang-orang yang menghendaki instabilitas di Palestina.

Salah satu pimpinan Hamas di Nablus mengatakan, seorang wanita Palestina bercadar telah mengenalkan dirinya sebagai ‘ibnatu da’wah’ atau puteri dakwah. Ia datang dan memberi sejumlah perhiasan emas berikut sebuah surat yang ditujukan kepada para pemimpin di pemerintah Palestina. Ibnatu Da’wah dalam suratnya, meminta pemerintah tetap teguh dalam prinsipnya, dan tetap berjuang memikul amanah meski harus menghadapi berbagai tekanan dan hambatan.

Terhadap fakta tersebut, pemimpin Hamas di Nablus mengatakan, sikap seperti ini sebenarnya bukan hal yang aneh bagi kaum Muslimah Palestina yang telah lama memberikan bantuan luar biasa dalam mendukung perjuangan pembebasan Masjidil Aqsha. “Harga sumbangan itu, tidak hanya dinilai dalam arti materil, tapi ini mempunyai arti agung tentang kesiapan rakyat Palestina untuk berkorban di jalan pemeliharaan prinsip-prinsip Palestina,” ujarnya.

Berikut adalah potongan surat yang disampaikan Ibnatu Da’wah:
“Saudara-saudaraku para pejabat pemerintah yang terhormat... Aku tidak tahu apa yang harus aku tulis kepada kalian. Aku orang yang lemah dalam mengungkap perasaan. Tapi aku demi Allah sangat merasakan kebanggaan dan penghormatan saat melihat dan mendengar kalian. Aku begitu gembira dan bangga ketika melihat kekokohan kalian menghadapi tekanan demi tekanan yang mendera. Tapi aku katakan kepada kalian: Janganlah lemah dan janganlah bersedih, karena sesungguhnya Allah bersama kalian, dan kami juga bersama kalian, rakyat bersama kalian, semua rakyat akan menjadi penopang dan bantuan bagi kalian. Kami insya Allah tidak akan menjadi sebab kalian menyerah, dalam hal apapun.

Kami tidak meminta kalian apapun kecuali, komitmen yang kokoh. Demi Allah, peganglah prinsip kalian. Berdirilah di atas prinsip kalian. Kuatkanlah pegangan kalian terhadap agama kalian...

Demi Allah, kami takkan melupakan kalian dalam do’a-do’a kami. Kami mengerti betapa beratnya beban tanggung jawab yang kalian pikul. Tapi kami juga yakin, pada saat yang sama bahwa kalian mampu memikulnya hingga tiba di tepi yang aman....”

Ibnatu Da’wah

Catatan: Aku berharap kalian menerima pemberian kecil ini. Inilah yang mampu aku berikan. Demi Allah aku berharap bila aku memiliki semua harta di dunia ini akan aku berikan juga kepada kalian. Tapi inilah yang aku punya...
(na-str/pic)

Sumber:
http://www.eramuslim.com/
 

Text