Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Blogger Template From:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Tuesday, May 19, 2009

The Seven Islamic Daily Habits Dalam Surat Al-Fatihah: Bersyukur Atas Segala Nikmat

Allah SWT Berfirman:

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين

“Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam” (Al-Fatihah:2)

Al-hamdulillah Robbil ‘alamin adalah apresiasi rasa syukur yang tulus dari seorang anak manusia karena merasa mendapatkan perhatian penuh sepanjang hidupnya dari Rabb sekalian alam. Dia menciptakan manusia dengan perangkat lengkap yang memungkinkannya untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya dan melaksanakan berbagai aktivitas sepanjang hari, menghirup udara tanpa beban, menggerakkan anggota tubuh dengan mudah dan lain sebagainya; Allah buka pintu-pintu rezki untuk seluruh makhluk-Nya tanpa meminta mereka untuk membayar atau memberikan sesuatu apapun kepada-Nya; dan Dia juga mengajak manusia untuk meniti jalan menuju kenikmatan tanpa batas di surga-Nya.

Selain rasa ungkapan syukur, Al-hamdulillah yang meluncur dari lisan manusia juga merupakan ekspresi kekaguman dan luapan kebahagiaan seseorang saat melihat perhatian Allah SWT yang sangat tinggi kepada seluruh makhluk-Nya meskipun si pengucap tidak langsung merasakan nikmat tersebut.

Karena itulah kita diajarkan oleh Rasulullah saw setiap pagi dan sore untuk membaca dzikir, mengucap Al-Hamdulillah atas segala nikmat yang diberikan kepada kita dan orang lain.

اللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِنَا مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ

“Ya Allah, tidak ada kenikmatan yang Engkau berikan kepada kami atau kepada orang lain dari hamba-hamba-MU dan makhluk lainnya, kecuali semuanya berasal dari-MU semata, tidak ada sekutu bagi-Mu, maka segala puji hanya milik-MU dan Syukur hanya untuk-MU.
Ekspresi kekaguman hati, apresiasi lewat lisan, menginternalisasi nikmat-nikmat ke dalam jiwa, maupun mengembangkannya dalam kehidupan tidak mungkin terwujud kalau kita tidak mampu membaca nikmat-nikmat Allah. Ia bermula dari kemampuan membaca nikmat.

Membaca nikmat Allah

Jika kita telusuri lebih mendalam, maka akan kita temukan begitu banyak nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada umat manusia, dan karena saking banyaknya pemberian Allah swt tersebut, sehingga mereka tidak akan mampu menghitungnya, Allah SWT berfirman:

وَآَتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ

“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.

Sesungguhnya manusia itu, sangat zhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”. (Ibrahim:34)

Adapun beberapa nikmat yang nampak di hadapan manusia dan dirasakan olehnya adalah sebagai berikut;

- Nikmat menjadi manusia sebagai makhluk yang sempurna;

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

“Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna” (At-tiin:4),
dan firman Allah:


وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آَدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا

Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Al-Isra:70)

- Nikmat mampu berkomunikasi komunikasi, Allah berfirman:

خَلَقَ الْإِنْسَانَ. عَلَّمَهُ الْبَيَانَ

“(Allah) yang telah menciptakan manusia. dan (Allah juga) yang telah mengajarkan untuk dapat komunikasi” (Ar-Rahman: 3-4),

Dan firman Allah SWT:

وَمِنْ آَيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِلْعَالِمِينَAr-Ruum:22),

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui”. (

- Nikmat hidup bersama alam (Al-Mulk;3-5), (Al-Qashash:73), (Al-Hajj:65),
- Nikmat Reazki (Ar-Ruum:50), (Ar-Rahman:10-12),
- Nikmat sehat; baik sehat fisik (As-Syu’ara:79-80), dan sehat batin (Al-Jumu’ah:2),
- Nikmat Al-Qur’an (Yunus:57),
- Nikmat memiliki keturunan (Al-Furqan:74),
- Nikmat rasa aman (Al-A’raf:97-99),
- Nikmat Islam (Al-Hujurat:17) dan nikmat-nikmat lainnya.

Pembagian syukur:

1. Syukur i’tiqadi; syukur dalam mengapresiasi nikmat iman yang telah Allah anugerahkan kepada manusia, melalui pengenalan diri kepada sifat dan asma Allah, dan mengapresiasi segala nikmat Allah SWT dengan terus komimtmen dan istiqamah pada jalan dan petunjuk Allah SWT.

2. Syukur qauli; syukur dalam mengapresiasi segala nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada manusia melalui lisan dan ucapan, membaca doa pada setiap kali mengakhiri perbuatan.

3. Syukur amali; syukur dalam rangka mengamalkan ibadah yang telah diperintahkan Allah dengan sebaik-baiknya, menggunakan harta yang telah diberikan pada jalan yang disyariatkan dan tidak menghamburkannya serta tidak dijadikan untuk menghalangi orang yang berjalan di jalan kebenaran.

Langkah-langkah menghadirkan nikmat Allah di dalam jiwa:

1. Mengenal Allah dan sifat-sifat-Nya
2. Mengenal kadar dan nilai nikmat yang diberikan
3. Memandu hadirnya nikmat dengan melaksanakan amalan doa dan dzikir
Syukur akan berbuah nikmat

Allah SWT sungguh penyayang. Nikmat yang diberikan kepada kita akan Dia tambah berbanding lurus dengan apresiasi kita terhadap nikmat-Nya… karenanya Allah SWT mengingatkan kepada manusia dalam firman-Nya:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيد

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Ibrahim:7)

Dan dalam surat Ar-Rahman disebutkan:
فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَان


“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”

Ayat diatas disebutkan berulang-ulang oleh Allah SWT hingga 31 kali, untuk menyatakan bahwa Allah SWT telah begitu banyak menyebutkan berbagai nikmat, sehingga tidak ada bagi seorang manusia untuk mengingkarinya kecuali harus bersyukur dan bersyukur.

source: www.al-ikhwan.net

0 comments:

 

Text