Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Blogger Template From:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Wednesday, April 02, 2008

Global Think

Hidayat, "Fitna" Buka Luka Lama Indonesia Atas Penjajahan Belanda
Sabtu, 29 Mar 08 05:40 WIB


Film 'Fitna' buatan anggota parlemen Belanda Geert Wilders yang sangat anti terhadap Islam dan Al-qur'an dapat mengorek luka lama masyarakat muslim di Indonesia, yaitu penjajahan selama 3, 5 abad yang pernah dilakukan Belanda terhadap Indonesia.
"Seharusnya Belanda paham betul bahwa mereka tidak perlu menambah ataupun mengorek luka lama lagi. Mereka harus belajar dari penjajahan yang mereka lakukan. Sudah seharusnya Belanda berpihak kepada kemanusiaan, " kata Ketua MPR Hidayat Nurwahid kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (28/3).
Hidayat mensinyalir film berdurasi 15 menit itu ditujukan untuk memprovokasi dan mengadu domba antar agama di dunia. Tapi bisa saja, film ini hanya ditujukan untuk mencari sensasi belaka.
"Saya sepakat dengan Pak Hasyim (Ketua PBNU), menyesalkan adanya film itu. Saya juga meminta agar tidak diputar, karena akan menimbulkan masalah yang tidak perlu, " pungkasnya.
Lebih lanjut Ia mengatakan, pemerintah Belanda harus bersikap tegas terhadap film itu, dan tidak berlindung di balik kebebasan berekspresi yang menyinggung dan mendiskreditkan nilai-nilai agama.
Hidayat meminta agar pemerintah Belanda untuk menghentikan peredaran film fitna. "Kita minta film itu tidak diputar lagi, karena justru akan menjadi fitnah bagi umat Islam, " imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai, peredaran film yang menghina umat Islam ini, menunjukkan sikap barat tang tidak siap berdemokrasi.
"Film ini menunjukkan sikap barat yang tidak siap berdemokrasi dan ternyata barat tidak sungguh-sungguh mengembangkan demokrasi yang selalu didengung-dengungkannya, " katanya.
Karenanya, PP Muhammadiyah menolak penanyangan film yang telah merusak kebebasan berekspersi, menghina dan mendiskreditkan Islam itu.(novel)

source : http://www.eramuslim.com/



Dutch Jews Blast Anti-Qur'an Film

CAIRO — The main Jewish organization in the Netherlands has condemned a controversial documentary by far-right MP Geert Wilders for portraying Muslims as enemies of Jews, Israel's Haaretz reported on Sunday, March 30.
The Central Jewish Board accused the 15-minute film of "generalizing" about suggesting that Muslims hate Jews and want to kill them, blasting it as "counterproductive".
Wilders, the leader of the far-right Freedom Party, posted a controversial anti-Qur'an documentary on a video-sharing website on Thursday, March 27.
The documentary, entitled "Fitna" – an Arabic word for sedition or strife – shows preachers calling for the killing of Jews with photos of demonstrators praising Nazi leader Adolf Hilter.
It also intersperses images of the 9/11 attacks and the 2004 Madrid train bombings with verses from the Qur'an.
The Dutch Jewish group accused Wilders of trying to "polarize Dutch society," warning this would not help fight extremism.
Last month, a galaxy of prominent Muslim scholars and interfaith experts issued an open letter for the world's Jewish community calling for a dialogue to improve relations between Jews and Muslims who have common ground of shared beliefs.
Muslims make up one million of the Netherlands’s 16 million population, mostly from Turkish and Moroccan origin.

Discord
The offensive anti-Qur'an film continues to draw worldwide condemnation.
"Like leaders in the Muslim world and in Europe, I strongly reject the ideas contained in the film and deplore its release," said Australian Foreign Minister Stephen Smith.
"It is an obvious attempt to generate discord between faith communities.
"In Australia we believe in the right to freedom of expression but we don't believe in abusing that right to incite racial hatred."
Europe's 27 foreign ministers also rejected the documentary.
"Ministers expressed their full support for the position taken by the Dutch government in rejecting Wilders' opinions on Islam," they said in a statement.
"The film equates Islam with violence and this view is sharply rejected.
"The vast majority of Muslims reject extremism and violence."
The Dutch government has reportedly distanced itself from Wilders and tried unsuccessfully to convince him not to broadcast the film.
Major Dutch businesses have threatened to sue Wilders over any possible Muslim economic boycott.

source: http://www.islamonline.net/

0 comments:

 

Text