Suatu petang di rumah...
"Yeah, ibu dah balik..." aku menyambut kepulangan ibu dari kerja. Tak semena-mena,
"Kaklang, mana Allah dalam diri kaklang?" ibu bertanya padaku. Huh? sudah. Killer question. Kena jawab wisely ni. Tak bleh main-main!
"Erm... dalam hati" jawabku separuh dalil. Huh, nak kena ada bukti nak jawab soklan macamni. Bukan hentam keromo. Yang penting, hati benar-benar terasa kewujudanNya. Dalam solat, dalam puasa, dalam tilawah, dalam kehidupan seharian. Bukan hanya boleh dilihat tapi tak dihayati. Aku cuma ingat dalil ini.
"Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila dia berdo'a kepadaKu. Hendaklah mereka itu memenuhi perintahKu dan beriman kepadaKu agar mereka memperoleh kebenaran..." (Al-Baqarah,2: 186)
Tetiba kena tanya macamtu oleh ibuku sendiri, rasa macam tak percaya. Messy sekejap.
"Eh, tu tak bleh nampak. Ibu tanya yang bleh nampak. Tula kau ni, blaja agama tinggi-tinggi, ngan ustaz itulah, ustaz nilah. Benda basic camni pun ustaz kau tak ajar ke?" ibu sengaja nak menguji.
Adus. zzzzzzz.... macam kena karen rasanya. "Alah, mana yati tau bu... ibu bagitaula..." aku memuncung minta simpati, kemudian masuk bilik nak buat kerja lain.
"Hah, cepat tunjuk ibu, mana Allah kat diri kaklang," ibuku tak puas hati dan mengekori aku masuk ke bilik.
Ting! aku dapat idea. "Tuha bu..." aku menunjuk pada frame cross-stitch dengan benang emas menulis kalimah 4JJ1 pada dinding bilik. "Ha, kan nama Allah tu."
"Mana pulak, tu bukan kat diri kaklang. Ni, nampak ni," ibuku berkata sambil menunjuk belakang tapak tangan kanannya. "Apa kaklang nampak?"
"Ha, yati tau! ni ha, Alif, Lam, Lam, Ha!" aku berkata sambil mengikut dengan jari telunjuk pada garis-garis tua pada jari jari blakang tapak tangannya. "Fuh, tererla ibu ni!" tersengih aje memanjang. Macam anak kecil bermanja dengan ibunya. Cet, apa salahnya? Ni ibuku!
Ibuku terus pergi tanpa sebarang kata. Itulah ibuku. Dengan anaknya sorang ni, dia seorang 'mother with few words'. And that's my lovely beloved mother.
Alhamdulillah, perubahan pada ibuku. Sebelum ni dia tak pernah sekalipun berbicara perkara agama denganku. Cuma sesekali bila aku berbincang dengan ayah, dia hanya mendengar. Tapi bila ayah dan ibu mengambilku di Terminal 1 Seremban kelmarin, dia mula menyuruh aku mencarikan video youtube 'Andaiku Tahu' oleh ungu dalam iPhone ayah. Kemudian, dia meminta pula video 'Demi Matahari' oleh Snada. Heheh, masa dia tengok video tu, siap buat gaya lagi. Aku tahu ini mesti penangan program ESQ. Alhamdulillah.
Padahal sebelumnya, kalo hari-hariku dipenuhi dengan tilawah, pasti dia bising. "Kaklang ni asyik baca Qur'an je... usrah sana, usrah sini. Nak jadik ustazah? Kalo nak jadi ustazah, tak payahla blaja tinggi-tinggi, tak payah amek Food Technology..." nasihatnya lembut tapi menusuk. Waktu tu, aku cuma mendiamkan diri. Betul juga, kalo tak seimbangkan study dan dakwah, hancurla semua. Pada masa yang sama, sedaya upaya cuba menjadi anak terbaik. Heh, sudah pasti akulah anak kesayangan ibu & ayah =P...
Keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah? keluargaku memang sederhana, dan adakalanya aku sedikit kecewa melihat abang-abang dan adik-adikku dididik di rumah. Tapi aku tak kesal, bahkan tak berputus asa. Padaku, memberi yang terbaik itu lebih baik dan lebih menggembirakan. Pada anak-anakku kelak, insyaAllah akan beri yang terbaik.
Terima kasih ayah, terima kasih ibu. Kedua-duanya permata paling indah dalam hidupku. Moga Allah melindungi mereka dengan rahmat di dunia dan akhirat kelak... Ameen.
Wassalam
About Me
- Syaima' Azure
- Bukan sesiapa, mencari yang terbaik dalam hidup, meneliti apa sahaja di muka bumi Allah untuk belajar menjadi Mukmin terbaik, InsyaAllah...
Perintis Ummah Links
-
-
Arah tuju Ramadhan kita?2 years ago
-
Nostalgia5 years ago
-
Hari pekerja6 years ago
-
Ubat Buasir HPA7 years ago
-
-
-
DALAM HATI ADA ALLAH10 years ago
-
-
Travelog Haji11 years ago
-
-
PESANAN PADA DIRIKU13 years ago
-
Ulasan Wacana Peradaban : Tahaluf Siyasi13 years ago
-
-
Bersederhana dalam membenci13 years ago
-
rimbun keampunan13 years ago
-
Good Bye 2010.. Hello 201113 years ago
-
Naik13 years ago
-
Hadis ke 10 :Imam Nawawi13 years ago
-
-
-
-
SHOW YOUR CONCERN!14 years ago
-
alhamdulillah...14 years ago
-
-
Berpindah15 years ago
-
Quran Syamil Harfiah15 years ago
-
Siap Nikah atau (sekedar) Ingin Nikah?16 years ago
-
Pribadi Hebat Seorang Murobbi16 years ago
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Powered by Blogger.
Categories
- akhlaq (5)
- akidah (1)
- copy n paste (35)
- Dakwah (24)
- discussion (13)
- family (6)
- fiqh (4)
- fiqh solat (2)
- fiqh soum (2)
- food info (12)
- Iman (10)
- Islamic World (1)
- jihad ekonomi (8)
- jiwa (4)
- kehidupan (5)
- motivation (3)
- Nasyid Jihad (16)
- news outbreak (6)
- own mind (59)
- pengalaman (11)
- perubatan (1)
- rumahtangga (5)
- sharing is caring (18)
- sirah tokoh (8)
- sunnah (2)
- taqwa (19)
- Tarbiyah (77)
- tarbiyyah (1)
- tsaqafah (20)
- ukhuwwah (2)
- Ulasan Buku (8)
- usahawan (3)
- video (1)
- wanita (5)
Followers
Your Opinion?
Foot Steps
Subscribe
Powered By
Blogger Template From:
Free Blogger Skins
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Text Area
Album : Ini Langkahku
Munsyid : Shoutul Harokah
Kami sadari jalan ini kan penuh onak dan duri
Aral menghadang dan kezhaliman yang akan kami hadapi
Kami relakan jua serahkan dengan tekad di hati
Jasad ini, darah ini sepenuh ridho Illahi
Kami adalah panah-panah terbujur
Yang siap dilepaskan dari busur
Tuju sasaran, siapapun pemanahnya
Kami adalah pedang-pedang terhunus
Yang siap terayun menebas musuh
Tiada peduli siapapun pemegangnya
Asalkan ikhlas di hati tuk hanya ridho Illahi Robbi...
Kami adalah tombak-tombak berjajar
Yang siap di lontarkan dan menghujam
Menembus dada, lantakkan keangkuhan
Kami adalah butir-butir peluru
Yang siap ditembakkan dan melaju
Dan mengoyak, menumbang kezhaliman
Asalkan ikhlas di hati tuk jumpa wajah Illahi Rabbi...
Kami adalah mata pena yang tajam
Yang siap menuliskan kebenaran
Tanpa ragu ungkapkan keadilan
Kami pisau belati yang slalu tajam
Bak kesabaran yang tak pernah padam
Tuk arungi da'wah ini jalan panjang
Asalkan ikhlas di hati menuju jannah Illahi Robbi...
Munsyid : Shoutul Harokah
Kami sadari jalan ini kan penuh onak dan duri
Aral menghadang dan kezhaliman yang akan kami hadapi
Kami relakan jua serahkan dengan tekad di hati
Jasad ini, darah ini sepenuh ridho Illahi
Kami adalah panah-panah terbujur
Yang siap dilepaskan dari busur
Tuju sasaran, siapapun pemanahnya
Kami adalah pedang-pedang terhunus
Yang siap terayun menebas musuh
Tiada peduli siapapun pemegangnya
Asalkan ikhlas di hati tuk hanya ridho Illahi Robbi...
Kami adalah tombak-tombak berjajar
Yang siap di lontarkan dan menghujam
Menembus dada, lantakkan keangkuhan
Kami adalah butir-butir peluru
Yang siap ditembakkan dan melaju
Dan mengoyak, menumbang kezhaliman
Asalkan ikhlas di hati tuk jumpa wajah Illahi Rabbi...
Kami adalah mata pena yang tajam
Yang siap menuliskan kebenaran
Tanpa ragu ungkapkan keadilan
Kami pisau belati yang slalu tajam
Bak kesabaran yang tak pernah padam
Tuk arungi da'wah ini jalan panjang
Asalkan ikhlas di hati menuju jannah Illahi Robbi...
4 comments:
salam sis
MasyaAllah...sentuhan tarbiyah berhikmah...
ibubapa antara insan paling berjasa dalam hidup kita...
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Begitulah yang sepatutnya. Sangat menyedihkan tatkala mereka yang sudah mengenal Islam, melalui proses tarbiah, tatkala membaca tulisan-tulisan mereka sering meluah rasa sesal dan menyalahkan ibu bapa yang tidak mendidik Islam dengan sempurna kepada mereka.
Mula membanding si ibu bapa dengan ibu bapa rakan-rakan lain yang mungkin memang mendapat tarbiah daripada ibu bapa sendiri.
Seolah-olah ibu bapa dituduh sengaja mengabaikan tarbiah Islam kepada anak-anak, sedangkan kita sendiri sewajarnya merenung kenapa semua itu berlaku, boleh jadi bagi mereka iaitu ibu bapa itulah yang terbaik mereka lakukan untuk anak-anal dengan ilmu agama yang sedikit mereka ada.
Wallahua'lam
alhamdulillah,teruskan tarbiyah family dengan akhlak,hikmah dan sabar=)
alhamdulillah,teruskan tarbiyah family dengan akhlak karim,sabar dan hikmah(",)
Post a Comment